Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...
Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi
Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung
Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...
Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi
Ruang-Ruang Untuk Kami dan Puisi-Puisi Lainnya
Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah
BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...
Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!
Polisi Tidur

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILASREDAKSI

Kerentanan Tatanan Perekonomian Indonesia di Masa Pandemi

Januari 14, 2021

Vifebri/Bal

Senin (11-1), Mahasiswa S3 Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia menyelenggarakan webinar dengan judul “Kebijakan untuk Melindungi Kelompok Rentan dan Mengurangi Ketimpangan pada Masa Pandemi COVID-19 dan Masa Depan: Isu pada Akses Layanan dan Bukti Ilmiah.” Webinar ini menghadirkan tiga narasumber, yakni Arief Anshory Yusuf, Dosen Departemen Ekonomi Universitas Padjadjaran; Irwanto, Dosen Psikologi Universitas Atma Jaya; dan Lusiana Julia, Senior Program Officer International Labour Organization (ILO). Webinar ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran pemerintah dan masyarakat agar dapat melindungi kelompok rentan semasa Pandemi COVID-19.

Arief mengawali diskusi ini dengan menyatakan bahwa krisis 2020 karena pandemi COVID-19 menyebabkan ketimpangan. Ia menyatakan bahwa jika dilihat dari Indeks Gini, tingkat ketimpangan di Indonesia biasa-biasa saja. Namun, menurut Arief, data tersebut kurang valid karena hanya melihat dari segi konsumsi saja, tidak mengikutsertakan segi produksi. Selain itu, isu lainnya yang perlu dibahas selama pandemi adalah kerentanan. Kerentanan yang dimaksud ialah banyaknya masyarakat yang tergolong miskin jika ambang batas kemiskinan digeser sedikit dari ambang batas normalnya. Arief berpendapat bahwa di Indonesia, kerentanan yang tinggi terjadi pada masyarakat dengan tingkat kemiskinan di bawah standar. 

Sementara itu, Julia menuturkan bahwa berdasarkan data dari ILO, satu sampai enam pekerja muda termasuk ke dalam kelompok rentan karena rawan terdampak Pemutusan Hubungan Kerja, terlebih dalam kondisi pandemi saat ini. Berdasarkan data, tercatat ada sekitar 94 persen perusahaan yang melakukan lockdown dan sekitar 70 persen pekerja berada pada sistem lockdown yang ketat di negara tertentu. Negara-negara yang melakukan lockdown mengalami penurunan pendapatan sebesar 9 persen, sedangkan ketika lockdown dibuka, pendapatan hanya meningkat sebesar 6 persen. Menurut Julia, hal tersebut akan menyebabkan pengaruh yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Menanggapi permasalahan tersebut, Arief menjelaskan bahwa perlu ditegakkan keadilan untuk pekerja sebelum pertumbuhan ekonomi. Sebab, pertumbuhan ekonomi yang tinggi didukung oleh produktivitas dari para tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja yang ada perlu didukung oleh keadilan sosial. Julia mengafirmasi pernyataan Arief dengan menegaskan bahwa kebijakan sosial harus ditempatkan sebagai investasi, bukan charity.

Lebih lanjut, Julia menekankan negara berpendapatan rendah untuk lebih mementingkan kesehatan dan keamanan. Sebab, kecenderungan dalam mengesampingkan kesehatan akan berakibat pada bobroknya jaminan sosial saat terjadi krisis. Contohnya adalah pendistribusian bantuan sosial yang hanya menjangkau 10-20 persen masyarakat miskin. Padahal, dalam database, terdapat 40 persen masyarakat miskin yang mendapat bantuan. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan semakin banyaknya bantuan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah jika terjadi gangguan atau krisis.

Menurut Arief, kemampuan Indonesia dalam mengelola uang negara maupun uang yang sebenarnya berpotensi diterima oleh negara masih cukup rendah. Rendahnya kualitas institusi ini dipengaruhi oleh banyaknya kelompok kepentingan yang mencari keuntungan sebesar mungkin dengan usaha seminimal mungkin, salah satunya adalah aktivitas pencarian rente. Hal ini selaras dengan pernyataan Julia yang berpendapat bahwa aktivitas pencarian rente dapat membuang uang. “Contohnya pengambilan dana bansos sebanyak Rp10.000,00 dari setiap Rp300.000,00 total bansos yang seharusnya disalurkan.” tegas Arief. 

Menurut Irwanto, pemimpin dalam suatu pemerintahan perlu konsisten untuk mengatasi kemiskinan yang ada. Dalam hal ini, ia menegaskan bahwa permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan yang tepat oleh pemimpin. Ia juga memberikan contoh pada kasus kemiskinan di Kota Surabaya yang diatasi oleh gubernur, bukan Dinas Sosial Surabaya. “Pemimpin yang konsisten pasti dapat melawan kekuatan yang membelokkan tujuan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan” pungkasnya.

Penulis: Ridha Fatmasari, Abdul Azizul Hakim, Lokahita Pradipta

Penyunting: Syifa Hazimah H.A.

Fotografer: Vifebri Fajar Nolaputri

 

Ekonomi PandemiPerekonomian IndonesiaPertumbuhan Ekonomi
2
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...

Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...

Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah

BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...

Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di Magelang

    Oktober 12, 2025
  • Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi

    Oktober 12, 2025
  • Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung

    Oktober 8, 2025
  • Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas Nusakambangan

    September 30, 2025
  • Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

    September 30, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM