Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
FILM

Nilai Ketuhanan Hakiki Seorang Alien

Maret 8, 2015

PK-Movie-2014-Peekay-Film-Casting-Crew-Latest-News-Amir

Judul : PK
Durasi : 2 jam 24 menit
Aktor : Aamir Khan, Anushka Sharma
Sutradara : Rajkumar Hirani
Tahun : 2014


Ritual keagaaman selayaknya dapat mengantarkan hambanya kepada Tuhan.

Film yang dibintangi oleh artis Bollywood kenamaan, Amir Khan, sukses memikat perhatian dunia. Dalam empat hari saja film PK mampu masuk jajaran Box Office dan film terlaris di tahun 2014. Beberapa kontroversi mengenai film ini turut mewarnai popularitasnya yang makin mencuat, seperti melecehkan agama, beberapa adegan dengan pose nyaris bugil, serta tuduhan penjiplakan ide, karakter, dan urutan jalan cerita dari novel Farishta. Novel Farishta sendiri menceritakan kebutaan pengikut agama serta pemuka agama yang mengkomersilkan profesinya.

PK merupakan singkatan nama Peekay yang menjadi tokoh utama dalam film ini. Peekay sering melakukan perilaku yang tak dapat dinalar oleh manusia Bumi. Hal itu yang menyebabkan ia sering dipanggil Peekay yang berarti mabuk.

Pencarian Tuhan
Kalangan agama menganggap agama yang ianutnya paling benar. Namun menjadi masalah jika hal ini berkembang dengan sikap menyalahkan dan intoleran terhadap agama lain. Kita sering pula melihat bagaimana orang terlalu sibuk dengan ritual keagamaannya. Peekay mempertanyakan, apakah kesibukan ritual akan mengantarkan dirinya kepada Tuhan?

Sejak pertama menginjakkan kaki di Bumi, “Si Alien” dalam film ini kebingungan mencari remote control yang hilang dicuri oleh orang pertama yang ia temui. Padahal, tanpa alat itu, ia tidak bisa menggunakan pesawatnya untuk pulang. Sebagai makhluk asing yang terjebak di Bumi, Peekay tidak mempunyai petunjuk apapun. Setiap orang yang ia tanya hanya mengatakan “bertanyalah kepada Tuhan”. Di sinilah cerita dimulai, Peekay mulai berburu keberadaan Tuhan. Peekay mendatangi seluruh tempat ibadah berbagai agama dan berdoa kepada berbagai Tuhan agar ia bisa menemukan remote nya.

Ia menyebar pamflet untuk mencari keberadaan Tuhan di beberapa tempat keramaian, salah satunya di dalam kereta api yang akhirnya mempertemukannya dengan seorang reporter wanita bernama Janggu (Anushka Sharma). Janggu pun bertekad membantunya dalam pencarian.

Peekay selalu heran mengapa Tuhan di setiap tempat ibadah yang ia datangi tidak memberi jawaban. Hingga akhirnya ia berpikiran apakah ia “salah nomor” dalam menghubungi Tuhan. Rasa herannya pun bertambah ketika “manager Tuhan” (sebutan Peekay untuk para pemuka agama), yang mengaku dapat berkomunikasi langsung kepada Tuhan ternyata memberikan solusi yang tidak menjawab keinginan pengikutnya. Hal ini yang Peekay anggap sebagai kesalahan nomor yang dilakukan manager Tuhan dalam menghubungi Tuhannya.

Mendengar pemikiran Peekay, Janggu terpesona. Singkat kata, Janggu berinisiatif untuk membuat suatu program khusus TV atas semua pertanyaan-pertanyaan PK tentang ketuhanan untuk menyerang seorang tokoh bernama Mr. Tapasviji, yang menurut Janggu telah menipu ribuan umat Hindu dengan kharismanya.

Peran “Manager Tuhan”
Alur perdebatan dalam acara TV itu akhirnya membawa pada pertanyaan-pertanyaan kemanusiaan. Adegan mengharukan soal cinta beda agama pun menjadi puncak dari perdebatan itu, yang mengakhiri acara TV dengan kalahnya dogma agama Tapasviji di hadapan pertanyaan kemanusiaan. Peran Tapasviji sebagai manager Tuhan pun termentahkan dengan terbantahnya pernyataan Tapasviji terhadap kisah cinta beda agama yang tidak akan terwujud.

Kepercayaan terhadap Tuhan ala PK dan Soe Hok Gie
Film PK yang mengedepankan fenomena pencarian keberadaan Tuhan ini memang banyak menimbulkan kritikan tajam. Pencarian keberadaan Tuhan yang ditampilkan dalam film ini dianggap sebagian kalangan sebagai cerminan sikap areligius dan sikap hamba yang tidak menTuhankan Tuhannya. Sikap pencarian Tuhan dan mempertanyakan keberadaan sosok Tuhan inilah yang penulis lihat pula dalam sosok Soe Hok Gie dalam bukunya yang berjudul Catatan Seorang Demonstran. Sosok Soe Hok Gie ini dalam bukunya menuliskan, “Aku pokoknya menolak semua agama yang membebek. Bagiku Tuhan adalah kebenaran. ia ada dan tiada. ia terjadi bukan menjadi”. Sosok Soe Hok Gie jelas percaya bahwa Tuhan adalah sebuah kebenaran yang ada, namun Gie tetap menolak dan mempertanyakan suatu agama yang dalam bahasanya disebut sebagai “agama yang membebek”, atau dengan bahasa sederhana adalah agama yang begitu ribet dengan segala ritualnya namun tidak dapat mengambil nilai dasar ketuhanan. Keteguhan sikap Gie akan kepercayaan terhadap Tuhan pula yang menjadi alasan penolakannya terhadap pengikut agama yang sekadar memenuhi angka statistik.

Keyakinan bahwa Tuhan itu ada dan berpasrah diri kepada Tuhan merupakan suatu nilai ketuhanan yang hakiki. Sikap inilah yang ada pada diri Peekay yang ia lontarkan ketika sesi debat dalam stasiun TV. Menurut penulis, film ini bukanlah film yang mencerminkan sikap areligius, tetapi justru sebaliknya, film ini merupakan film yang mengajarkan kita kembali pada nilai dasar ketuhanan, yaitu kepercayaan atau belief. Agama bukanlah hanya terfokus pada ritual keagamaan, tetapi yang paling penting adalah kepercayaan seorang hamba terhadap Tuhannya. Dalam buku yang sama pula Soe Hok Gie menuliskan, “orang harus mempunyai belief supaya ia tetap tidak ngawur”. [Ashilly Achidsti]

agamaAlienTuhan
1
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

PTSD dan Kerusakan Lingkungan, Buntut Pascaperang yang Tak...

Okja: Dilema Produk Rekayasa Genetika

Upaya Menelusuri Serpihan Ingatan Para Pelaku Sejarah

Perjuangan Wanita Afrika-Amerika dalam Situasi Perang Dingin

Menyerukan Kesetaraan Rasial Lewat Film

Menyelami Pilihan Hidup Perempuan Pesisir

1 komentar

Emin Desember 20, 2015 - 13:54

hi dear senang bemairn2 di tumpahan pikiranmu yang luar biasa. entah kapan bisa tertawa bersama sampai pipi kemeng? sampai air mata keluar?

Reply

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM