Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

Ketika Perempuan Bicara Korupsi

Maret 8, 2015
©Ganesh.bal

©Ganesh.bal

“Cuci bersih korupsi!” seru perempuan-perempuan berbaju batik di beranda Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) pada Minggu (8/3). Di tangan mereka tergenggam poster bernada protes dan imbauan menumpas korupsi. Bukan hanya poster, mereka juga menggenggam panci, telenan dan solet. Mereka lalu mencuci perkakas rumah tangga tadi sambil terus meneriakkan slogan anti korupsi. Salah satu orator menjelaskan, aksi ini menarasikan usaha perempuan membersihkan negara dari jerat korupsi.

Debbie Prabawati, salah satu penggerak aksi mengatakan, aksi ini diinisiasi oleh gerakan Perempuan Indonesia Anti Korupsi (PIA). Gerakan ini merangkul setidaknya 14 LSM termasuk di antaranya akademisi perempuan anti korupsi, perwakilan pekerja seni, perempuan difabel dan pelindung pekerja rumah tangga. “Tapi kami terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung,” jelas Debbie.

Di Hari Perempuan Internasional kali ini, PIA ingin menekankan pentingnya peran perempuan dalam upaya pencegahan korupsi. “Selama ini, perempuan hanya menjadi korban tindakan korupsi,” tukas Debbie. Data Komnas Perempuan menunjukkan perempuan mengalami dampak korupsi lebih berat dibanding laki-laki. Dalam hal pengelolaan sumber daya alam misalnya, korupsi beras akan menyusahkan perempuan dalam memenuhi gizi keluarganya.

Oleh karena itu, Debbie mendorong perempuan untuk terlibat aktif melawan korupsi. Pariyem, perwakilan petani perempuan menyatakan, perlawanan korupsi bisa dimulai dari hal-hal sederhana seperti keluarga. “Nah, ibu yang memegang peran vital dalam pendidikan keluarga harus menyadari hal ini,” tukasnya. Rachmawati Husein, sebagai perwakilan akademisi menambahkan bahwa pendidikan anti korupsi menjadi penting karena mencegah lebih baik daripada mengatasi.

Di akhir konferensi pers, Shinta Wahid sebagai wakil PIA menuntut Presiden dan Wakil Presiden agar bersikap tegas dalam pemberantasan korupsi. Ia juga mendorong perempuan untuk menjadi garda terdepan dalam upaya pemberantasan korupsi. Menurutnya, hal sederhana yang bisa dilakukan perempuan adalah menjadikan semangat anti korupsi sebagai bagian wajib dari pendidikan anak-anak.

Sebelum mengakhiri aksi siang itu, Shinta mengimbau elemen masyarakat untuk terus memperkuat usaha pemberantasan korupsi. Pasalnya, banyak pihak yang mencoba memecah belah kekuatan masyarakat. Salah satunya adalah kasus kriminalisasi TEMPO yang memuat berita tentang rekening gendut Budi Gunawan. Pito Agustinus sebagai perwakilan dari jurnalis mendorong masyarakat untuk tidak takut memberantas korupsi. “Satu kata yang harus kita pegang–lawan!” [Ganesh Cintika Putri]

 

aksihari perempuan nasionaljokowiperempuan
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM