Banyaknya jumlah konsumen menimbulkan dilema baru bagi produsen. Kebutuhan sistem untuk membantu produsen dalam menentukan sasaran konsumen yang sesuai.
Di era global saat ini, teknologi semakin mendominasi aktivitas yang dilakukan seseorang. Efisiensi adalah hal yang ditawarkan dan dijual oleh teknologi modern. Salah satu bentuk penerapan teknologi modern adalah perangkat smartphone yang kini seakan menjadi kebutuhan primer masyarakat, terutama kalangan anak muda. Merebaknya penggunaan smartphone dapat dilihat dari tingkat penjualan di Indonesia yang mencapai 30% tingkat penjualan dunia. Indonesia menjadi pengguna smartphone peringkat ke-5 di dunia. Dari tahun ketahun, penggunaan smartphone semakin menggeser feature phone yang sangat diminati pada periode sebelumnya. Meskipun terjadi peningkatan jumlah smartphone, namun feature phone tetap menjadi pilihan konsumen meskipun terjadi penurunan jumlah. Ketidakpastian preferensi dari masing-masing individu membuat produsen sulit menentukan produk seperti apa yang akan mereka buat.
Ada banyak faktor yang memengaruhi pilihan konsumen. Lalu bagaimanakah seorang produsen dapat mengetahui keinginan pasar yang tidak pasti tersebut? Di dalam tesis yang disusun oleh Latifa I. Masyitoh mahasiswa S2 Teknik Industri, yang berjudul Pengembangan Model Prediksi Pembelian Teknologi Smartphone ini dibahas mengenai sebuah pengembangan model yang dapat memprediksi kecenderungan faktor-faktor yang dapat memengaruhi keputusan dan preferensi seseorang. Metode penelitian yang digunakan oleh Latifa adalah studi literatur dan juga survey lapangan. Objek yang dipilih adalah mahasiswa perguruan tinggi di kota Yogyakarta karena kalangan anak muda merupakan pengguna smartphone terbesar.
Keputusan konsumen untuk memilih menggunakan suatu produk dapat dipengaruhi oleh faktor yang melekat pada produk itu sendiri seperti kualitas, brand, fitur, dan lain-lain. Selain itu perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor psikologis tiap pribadi dalam menerima teknologi baru serta preferensi tiap individu. Karenanya, produk yang dapat diterima bukan hanya produk yang bagus dari sisi produsen dan memiliki teknologi mutahir, tetapi juga terdapat faktor dari sudut pandang konsumen. Untuk menjawab masalah produsen inilah muncul model yang dapat memprediksi kecenderungan konsumen yang dapat menjadi pertimbangan produsen dalam meluncurkan suatu produk.
Salah satu jenis metode yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut adalah pendekatan Bayesian Network (BN). Pendekatan ini dapat menyediakan informasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Informasi kualitatif adalah hubungan dalam model, sedangkan informasi kuantitatif adalah berupa nilia probabilitas setiap state dan kejadian mengadopsi smartphone. Hubungan dalam model tersebut bersifat probabilistik dan hanya berdasarkan literatur sehingga diperlukan suatu teori dan metode untuk mendukung dalam membangun stuktur hubungan dalam model yang lebih kuat sehingga faktor didalam model dapat dianalisis hubungannya.
Untuk memodelkan faktor-faktor tersebut, digunakan teori Technology Acceptance Model (TAM). Seperti namanya, teori ini adalah sebuah metode yang cocok untuk mengukur dan menganalisis penerimaan suatu teknologi. TAM dapat digunakan untuk menganalisis faktor internal seperti perceived usefulness (PU) dan preceived ease of use (PEOU) dan juga faktor eksternal seperti faktor yang melekat pada produk tersebut dan juga faktor pribadi seperi faktor pendapatan. Dari faktor-faktor tersebut akan muncul beberapa hipotesis yang akan diverifikasi untuk melihat hubungan antar faktor dan juga faktor yang paling dominan terhadap suatu pengambilan keputusan.
Namun model TAM ini belum dapat memberikan prediksi jumlah pengguna dan kecenderungan faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan teknologi tersebut. Selain itu model TAM ini belum dapat mengakomodasi ketidakpastian. [Risma]
1 komentar
Kalau yang saya lihat, remaja cenderung milih brand. Jadi biasanya untuk membeli hape saya akan membaca beragam review pengguna walaupun tidak tertutup kemungkinan kalau review itu bisa jadi hasil endorse-an sih haha