When I understand my enemy well enough to defeat him, then in that moment, I also love him.-A.E. Wiggin
Benarkah ketika kita memahami cara mengalahkan musuh, di saat yang sama kita juga menyayanginya? Pernyataan Wiggin dalam film Endreās Game ini bisa dikatakan cukup berani dan mungkin menuai kontroversi. Lumrahnya, ketika kita berusaha mengalahkan musuh perasaan yang berkecambuk dalam diri adalah perasaan benci, kesal dan marah. Dalam film ini, karakter Wiggin justru digambarkan memiliki karakter yang sangat unik terutama dalam hal pemikiran.
Film garapan sutradara ternama Gavin Hood ini merupakan film bergenre science fiction yang mengangkat pandangan berbeda dari film bergenre serupa. Bila biasanya yang menjadi fokus adalah sesi klimaks seperti ketika terjadi pertempuran hebat diantara tokoh utama dengan musuh terbesarnya. Enderās Game menyuguhkan fokus yang berbeda, film ini mengedepankan fokus si penonton pada proses perkembangan tokoh utama yaitu Wiggin dalam alur cerita.
Film yang diangkat dari sebuah novel berjudul sama karya Orson Scott Card ini menceritakan kisah seorang anak bernama Wiggin yang menjadi pemimpin dalam pertempuran melawan makhluk ruang angkasa bernama formic.
Kisahnya dimulai ketika Wiggin mengikuti program pelatihan armada internasional. Pelatihan tersebut merupakan program yang dirancang untuk menghasilkan lulusan yang siap bertempur melawan makhluk asing seperti formic. Wiggin menjadi satu-satunya harapan keluarga untuk lulus dalam program pelatihan tersebut. Dalam benaknya selalu terpikir untuk dapat lulus dan membanggakan keluarganya.
Walaupun memiliki beban berat harus lulus dalam program pelatihan armada internasional, tak lantas membuat Wiggin menghalalkan segala cara. Wiggin digambarkan sebagai tokoh yang sangat anti dengan kecurangan dan ketidakadilan. Dia juga digambarkan sebagai sosok yang senang perdamain dan tidak menyukai perdebatan apalagi perkelahian.
Wiggin yang sangat menghindari perkelahian justru sering mendapatkan kesalahpahaman karena pembelaan dirinya. Hal itu menarik perhatian Kolonel Graff sebagai kepala program pelatihan armada internasional. Dia sangat tertarik pada strategi yang digunakan Ender ketika menghadapi teman-teman yang menyakiti dan mengganggunya.
Ketika Wiggin dianggap lulus oleh Kolonel Graff dan diajak untuk masuk sekolah pertempuran, Wiggin merasa dirinya tidak berhak karena dia lulus justru setelah membuat temannya masuk rumah sakit dan itu dianggap hal buruk oleh khalayak. Pandangan Kolonel Graff sangat mengejutkan Wiggin, Graff menganggap strategi Wiggin dalam melakukan pembelaan diri adalah strategi yang sangat bagus untuk diterapkan kelak saat berperang melawan formic. Atas bujukan sang kakak yaitu Valentine, Wiggin memutuskan untuk menerima tawaran itu dan akhirnya menjadi sosok pemimpin yang sangat disegani.
Ketika berada di sekolah pertempuran, Wiggin masih belum mengerti alasan dia harus berperang melawan formic. Wiggin selalu mencari cara untuk memahami apa sebenarnya yang diinginkan oleh formic. Dia selalu berpikir jika formic bisa diajak berkomunikasi dan berdamai, bukan malah berperang.
Yang menjadi klimaks dari film ini adalah ketika Wiggin dibohongi oleh Kolonel Graff dan pra petinggi sekolah pertempuran lainnya. Wiggin dituntut untuk menyelesaikan simulasi akhir sebagai ujian kelayakan menjadi komandan pertempuran. Wiggin menyelesaikan simulasi itu dengan sangat baik dan berhasil mengalahkan formic.
Wiggin sangat senang dengan keberhasilannya. Namun, ketika dia melihat tayangan planet yang dihuni formic terbakar dan hancur dia mulai merasa ada yang tidak benar dengan simulasi yang telah dia lakukan. Kolonel Graff berterima kasih pada Wiggin dan menjelaskan yang sebenarnya bahwa apa yang dilakukan Wiggin bukanlah sebuah simulasi.
Wiggin sangat terpukul dan merasa bersalah ketika mendengar penjelasan Graff. Pasalnya ia percaya bahwa ada jalan untuk berkomunikasi dengan formic. Wiggin sangat menyesal karena dia merasa menanggung beban genosida telah menghancurkan dan membunuh ribuan spesies formic. Dia juga sangat menyesal karena saat bertempur dia harus mengorbankan seribu armada perang. Menurut Wiggin yang terpenting adalah bukanlah sebuah kemenangan. Namun, bagaimana cara untuk menang itulah yang terpenting.
Wiggin marah dan menyesal. Dia pergi menemui Ratu formic dan tidak lagi menanggapi perintah dari para petinggi sekolah pertempuran. Ketika dia bertemu dengan Ratu Formic dia akhirnya tahu kalau yang diinginkan formic hanya tempat tinggal untuk mereka tinggal dan berkembangbiak.
Film yang diproduksi oleh Summit Entertainment ini mengandung banyak nilai moral yang positif. Diantaranya adalah untuk menumbuhkan pribadi yang jujur dan senang akan perdamaian. Selain itu, orientasi kemenangan yang digambarkan karakter Wiggin juga sangat relevan bila dikaitkan dengan kehidupan kita, bahwa yang terpenting bukanlah menang namun cara kita untuk menang.
Dibalik semua kelebihan film ini, terdapat beberapa hal yang cukup mengganjal saat ditonton. Cerita awal film ini yang berlatar di tempat program pelatihan armada internasional terlalu singkat, sehingga penggambaran program pelatihan tidak terlalu jelas. Di akhir cerita dibuat seolah menggantung sehingga penonton bisa dikatakan tidak puas. Cerita yang sejak awal menggambarkan perjuangan seorang Wiggin tidak diakhiri dengan kepuasan yang didapat oleh Wiggin atas semua perjuangannya. Di ujung cerita Wiggin malah diceritakan harus mencari planet baru untuk rumah formic dan membuat kakaknya Valentine merasa sedih dan kesepian. Harapan penonton akan film yang berkahir bahagia seolah pupus karena ending yang menggantung.
Dari segi pemain, film ini dibintangi banyak pemeran anak-anak. Diantaranya ada Asa Butterfield sebagai Ender Wiggin, sang tokoh utama. Terdapat juga Hailee Steinfeld, Abigail Breslin, Aramis Knight, Suraj Parthasarathy, serta Moises Arias.Bintang-bintang senior pun turut meramaikan film ini. Mereka adalah Harrison Ford dan Ben Kingsley yang kualitas aktingnya tidak perlu diragukan lagi.
Dari segi gambar dan suara, film ini cukup menggambarkan keseluruhan adegan film dengan apik. Tata suara yang tepat pada porsinya membuat suasana dalam film itu semakin tergambar dan membuat si penonton semakin hanyut dalam film ini. Selain itu animasi gambar dalam film ini juga cukup unik, membuat penonton menjadi greget saat menonton. Film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton baik oleh orangtua maupun kita sebagai pelajar. Selain menghibur, esensi film ini juga sangat positif. [Ula Farihah Wildan]