Senin malam (17/11), Taman Budaya Yogyakarta terlihat berbeda dari biasanya. Patung bayi raksasa yang menggantung di halaman depan menguatkan nuansa seniTaman Budaya. Hal itu sudah mulai terasa ketika memasuki gerbangnya. Terlihat juga banyak seniman yang memadati halaman Taman Budaya. Selain itu, ada juga musisi yang membawakan lagu beraliran indie dan rock. Penampilan musik yang dibawakan oleh seniman lokalini turut meramaikanacara pameran seni bertajuk Nandur Srawung.Suharyatno selaku ketua panitia pameran menuturkan bahwa tema tersebut diangkat karena seni rupa selama ini terlihat berdiri sendiri-sendiri. Melalui penyelenggaraan pameran ini diharapkan dapat menjalin kembali persahabatan antara seniman.
Acara pameran seni yang berlangsung dari tanggal 17- 26 November 2014 ini digagas oleh kelompok seni Rupa-Rupa Seni Rupa Taman Budaya Yogyakarta.Lebih dari 500 seniman Yogyakarta menampilkan karya seninya.Ā Karya seni yang dipajang pun beragam mulai dari seni ukir, seni lukis, hingga seni tato. Suharyatno mengatakan bahwa pameran seni rupa ini bertujuan untuk menyatukan semua seniman seni rupa yang ada di Yogyakarta.Ā āPameran ini juga dilaksanakan agar para seniman muda bisa melihat dan mengetahui secara langsung proses seniman senior,ā ungkapnya. Melalui pertemuan ini para seniman yang sudah senior menjadi tahu bahwa ada sebuah regenerasi yang hidup dalam dunia seni khususnya seni rupa.
Pameran yang telah dipersiapkan selama 2 bulan ini tentunya mengalami berbagai hambatan. Pria lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) ini menuturkan bahwa ia mengalami kesulitan untuk mengumpulkan seniman yang ada di Yogyakarta. Selain itu, keterlambatan dalam pengumpulan karya seni juga menjadi hambatan dalam pegelaran pameran ini. āMeskipun sudah ada kurator dari masing-masing seni, tetap saja mengumpulkan mereka merupakan hal yang sulit,ā jelasnya.
Beliau menambahkan bahwa pameran seni rupa ini merupakan yang pertama di Yogyakarta bahkan di Indonesia. Pameran ini diharapkan mampu mengenalkan kota Yogyakarta yang memiliki banyak seniman yang hidup di dalamnya. Pameran seni rupa ini mendapatkan respon positif dari pengunjung pameran. Zainal Muttaqin, mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, mengatakan bahwa pameran seperti ini harus terus diadakan. Hal senada juga diungkapkan oleh seorang wisatawan asal Jerman, Mrs. Ketya, āIt isĀ good event. Jogja keren!ā [Muhammad Zaki Fahmi, Fitria Eka Putri, Senandung Luluk Ferdinanda, N.L.P Juli Wirawati]