Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Mata Kekuasaan Mengintaimu
Wisnu Prasetya Utomo: Tantangan Pers Mahasiswa di Persimpangan...
Episode-Episode Perjalanan: Episode 2 dan Episode…
Monika Eviandaru: Reorientasi Pers Mahasiswa Dalam Neoliberalisasi Perguruan...
Episode-Episode Perjalanan
SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...
Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi
Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung
Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...
Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

JAFF 2013, Apresiasi Dinamika Perfilman Asia

Desember 6, 2013
© istimewa

© istimewa

Sebuah opening ceremony diadakan di bioskop Empire  XXI pada Senin (2/12) kemarin. Acara ini digelar sebagai peresmian pagelaran Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) ke-8.  Sebelumnya, panitia telah mengadakan open air cinema di dusun Tembi, Brayut dan kampung Kotagede pada 29 sampai 30 November 2013.

Pembukaan JAFF tahun ini diawali dengan pementasan tari saman.  Budi Irawanto dan Garin Nugroho sebagai festival director dan festival president memberikan beberapa sambutan sebelum pembukaan resmi acara.  Acara resmi dibuka dengan pemukulan rebana oleh executive director dan managing director JAFF, Ifa Isfansyah dan Ajish Dibyo. Opening Ceremony JAFF dihadiri oleh beberapa nama yang sudah terkenal di dunia perfilman Indonesia, seperti Riri Riza dan Ismail Basbeth.  Acara malam itu diakhiri dengan pemutaran film berjudul hanyut karya sineas Malaysia, U Wis Bin Haji Saari.

Untuk tahun ini, panitia mengusung tema Altering Asia. “Tema ini diangkat untuk menunjukkan dinamika perfilman Asia yang selalu terbuka terhadap perubahan serta menghilangkan segala stereotip terhadap perfilman Asia sekarang ini,”  jelas Budi Irawanto dalam sambutannya.  Untuk mendukung tema tersebut, Ifa Isfansyah menyertakan feature bertajuk Focus On Korea yang menyorot perfilman negeri ginseng. Korea muncul sebagai ujung tombak perfilman Asia karena mampu menembus pasar Hollywood.

Selain Focus On Asia, JAFF menghadirkan program khusus Light Of Asia dan Asian Feature yang diisi oleh film pilihan dari berbagai penjuru benua ini. Ismail Basbeth dan Damar Ardi, selaku programmer festival berharap film-film yang diputar di perhelatan JAFF akan menunjukkan keragaman wajah Asia, baik melalui film pendek atau panjang.

Hanyut dipilih sebagai film pembuka festival.  Film adaptasi lepas dari novel Joseph Conrad berjudul Almayer’s Folly ini dianggap sebagai sebuah alegori yang tepat untuk menggambarkan tema Altering Asia. Film ini mengisahkan kehidupan seorang keturunan Belanda bernama Kaspar Almeyer. Berlatarkan sebuah pedesaan Malaysia di tengah kekuasaan kolonial Inggris abad 19, nilai-nilai kebudayaan melayu yang mengakar dalam di film ini.  Lydia, salah satu penonton, mengaku terpukau dengan akting para pelakon dalam film ini.  U Wei Bin Haji Saari menyampaikan bahwa ia sengaja menitikberatkan karakter-karakter wanita dalam film tersebut. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kritik terhadap kebudayaan melayu yang terlalu berpusat pada kaum laki-laki.

Hanyut merupakan salah satu dari 80 film yang berasal dari berbagai Negara di Asia, seperti Indonesia, Malaysia, Jepang, Thailand, Korea, dan Iran. Film-film ini akan turut meramaikan festival JAFF 2013.  Dari 80 film tersebut, 29 di antaranya akan disertakan dalam kompetisi.  Para pemenang akan diumumkan saat penutupan acara di Empire XXI pada tanggal 7 Desember 2013.

Pemutaran film dan acara pendukung lainnya berlangsung mulai tanggal 2-7 Desember 2013 di Empire XXI dan Taman Budaya Yogyakarta. Panitia akan menarik donasi sebesar Rp5.000,- untuk beberapa film tertentu.  “Animo masyarakat yang terus meningkat terhadap perfilman Asia menjadi faktor utama penarikan donasi ini,” tutup Ajish Dibyo. [Kevin Muhammad, Dina Islamiyah Putri, Nur Hayati]

0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...

Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...

Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah

BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...

Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Mata Kekuasaan Mengintaimu

    Oktober 27, 2025
  • Wisnu Prasetya Utomo: Tantangan Pers Mahasiswa di Persimpangan Jalan

    Oktober 25, 2025
  • Episode-Episode Perjalanan: Episode 2 dan Episode…

    Oktober 23, 2025
  • Monika Eviandaru: Reorientasi Pers Mahasiswa Dalam Neoliberalisasi Perguruan Tinggi dan Pasca-Reformasi 1998

    Oktober 20, 2025
  • Episode-Episode Perjalanan

    Oktober 16, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM