
©Anung.bal
Jurusan Perikanan UGM telah genap berusia lima puluh tahun pada Minggu (1/9) lalu. Untuk memperingatinya, jurusan yang berada dalam naungan Fakultas Pertanian itu menggelar acara “Peringatan Setengah Abad Perikanan UGM”. Bertempat di halaman kampus, perhelatan ini digelar selama satu minggu, dari Senin (26/8) dan ditutup pada Minggu (1/9). Ir. Sukardi MP selaku ketua panitia menjelaskan, peringatan ini menampilkan berbagai macam pameran produk-produk kelautan dan perikanan. “Selain itu juga dilaksanakan serangkaian kegiatan seperti kuliah umum, seminar nasional, bahkan family gathering,” terangnya.
Beragam pihak dari pemerintah, swasta, hingga UMKM masyarakat binaan turut berpartisipasi dalam memamerkan produk-produknya. Sukardi menjelaskan, produk perikanan yang dipamerkan beragam dari hulu ke hilir. “Dari hulu misalnya, ada yang memamerkan produk bibit unggul ikan jenis tertentu. Dari hilir ada produk olahan daging ikan,” tuturnya.
Peringatan Setengah Abad ini juga bertepatan dengan agenda tahunan jurusan, yaitu Seminar Nasional Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan yang ke-10. “Karena momennya tepat, kami gabungkan saja,” ujar Sukardi. “Dalam seminar ini, ratusan peneliti mempresentasikan hasil risetnya dalam bidang perikanan dan kelautan. Ada pula kuliah umum untuk mahasiswa dengan mendatangkan para ahli sebagai pembicara. “Kami bahkan mengundang Rokhim Dahuri, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia. Harapannya agar mahasiswa Perikanan lebih termotivasi,” ujarnya
Tidak hanya ajang edukasi, diadakan pula ajang kompetisi “Piala Raja National Betta Contest” untuk meramaikan serangkaian hajatan ini. Eka Satria Darma selaku panitia acara menjelaskan, kompetisi nasional ini mempertandingkan ikan-ikan cupang milik para peserta lomba. “Yang jadi penilaian adalah fisik, mental, hingga keindahan bentuk,” terang mahasiswa Perikanan ’09 ini. Sukardi mengklaim, lomba nasional ini diikuti oleh ratusan peserta dari kota-kota besar di Indonesia. “Bahkan ada yang dari Singapura,” ujarnya.
Setelah acara satu minggu penuh, perhelatan ditutup dengan pemotongan tumpeng di Auditorium Harjono Danoesastro. Sukardi berharap ajang ini dapat meningkatkan kualitas Jurusan Perikanan UGM ke depannya. Termasuk salah satunya, mewujudkan mimpi untuk menjadikan Perikanan UGM sebagai fakultas sendiri yang terpisah dari Fakultas Pertanian. Sukardi beralasan, wilayah Indonesia dua per tiganya adalah laut, sehingga masih banyak potensi kelautan yang harus digali. Menurutnya, dengan menjadi fakultas, Perikanan UGM dapat lebih leluasa memanfaatkan bahari Indonesia untuk pembangunan nasional. Keinginan tersebut pun ditunjukan dalam tumpeng di auditorium yang berjumlah sembilan belas. “Itu ada maknanya, kami berdoa semoga Perikanan UGM dapat menjadi fakultas ke-19 di UGM,” harapnya. [Hamzah Zhafiri Dicky]