
āSaya ingin kita terbiasa menggunakan bahasa Indonesia baku,ā ujar Ivan Lanin dalam diskusi bertajuk āLiterasi Digital Bahasa Indonesiaā yang diselenggarakan Patjar Merah pada Hari Sabtu (9-3). Windy selaku moderator memperkenalkan Ivan Lanin sebagai pemelihara bahasa Indonesia baku. Menurut Ivan, keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan kebutuhan dasar di era digital agar tercipta kemudahan komunikasi. Selain itu, penguasaan keterampilan komunikasi menjadi penting di Indonesia karena memiliki jumlah gawai lebih besar dibanding jumlah penduduk.
Ivan memaparkan data bahwa jumlah gawai yang bisa mengakses internet di Indonesia sebanyak 350 juta buah. āPengguna gawai menggunakan internet untuk mengakses media sosial,ā tambah Ivan. Media sosial yang paling sering digunakan yaitu Youtube, WhatsApp, Facebook, Instagram, Line, Twitter, dan Blackberry Messenger. Menurut Ivan, media sosial berbasis teks tidak lagi diminati karena telah digantikan oleh media sosial berbasis gambar dan video. Ivan menganjurkan untuk melirik penggunaan media sosial berbasis gambar dan video bagi yang berniat terjun ke dunia literasi dan dunia penyampaian pesan.
Ivan mengutip definisi literasi digital dari UNESCO yaitu kemampuan orang dalam menggunakan teknologi informasi untuk menerima pesan dan menyampaikannya kembali. āUntuk menguasai literasi digital, kita perlu memiliki sepuluh keterampilan komunikasi era digital,ā papar Ivan. Sepuluh kemampuan komunikasi tersebut adalah mengenali kebutuhan informasi, mengatur informasi secara logis dan lengkap, menyampaikan ide secara koheren dan persuasif, menyimak secara aktif, berkomunikasi dengan berbagai kalangan, memakai teknologi informasi secara efektif dan efisien, menggunakan bahasa berstandar tinggi, bersikap santun dan etis, mengelola waktu dan sumber daya secara efisien, dan berpikir kritis.
Menurut Ivan, terdapat konsep baik dan benar dalam penggunaan bahasa Indonesia. Baik berarti sesuai konteks keadaan, sedangkan benar berarti sesuai aturan kebahasaan. Praktik berbahasa Indonesia yang baik dan benar dicontohkan Ivan dengan penggunaan kata ātidakā dan ābukanā. Kata ātidakā digunakan untuk kata selain benda, sedangkan kata ābukanā digunakan untuk kata benda. āKata yang benar adalah ātidak tidurā bukan ābukan tidurā, karena kata ātidurā adalah kata kerja,ā ujar Ivan. Menurut Ivan, penyebab konsep ini tidak berjalan karena masyarakat tidak belajar bahasa Indonesia secara terstruktur. Saat ini, penggunaan bahasa Indonesia tidak secara baik dan benar telah menjadi tren. Ivan mengatakan bahwa hal ini terjadi karena ketidaktahuan, ketidakcermatan, dan ketidakpedulian terhadap aturan bahasa.
Ivan juga menjelaskan bahwa terdapat faktor teknis dan non teknis dalam penggunaan bahasa Indonesia. Faktor teknis yaitu diksi, struktur bahasa, intonasi, fatis, alih kode dan emotikon. Penggunaan diksi akan mempengaruhi pembuatan struktur kalimat. Menurut Ivan, semakin pendek kalimat maka semakin orang paham. Dalam faktor alih kode, Ivan menganjurkan agar menghindari pencampuran dua bahasa dalam satu kalimat yang sama.
Pada sesi tanya jawab, seorang peserta diskusi bernama Nurul bertanya mengenai cara menghilangkan pandangan negatif masyarakat daerah dalam menggunakan bahasa Indonesia di kehidupan sehari-hari. Menurut Ivan, cara menghilangkan pandangan tersebut adalah dengan membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. āWaspadalah saat berbahasa, sadari apa yang kita tulis, sadari apa kita bicarakan,ā ujar Ivan sembari menutup diskusi.
Penulis: Marcelinus Justian Priambodo
Penyunting: Harits Naufal Arrazie