Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua...
Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam...
Kota Batik yang Tenggelam
Titah AW: Jurnalisme Bisa Jadi Kanal Pengetahuan Lokal
Membumikan Ilmu Bumi
Kuasa Kolonial Atas Pangan Lokal
Anis Farikhatin: Guru Kesehatan Reproduksi Butuh Dukungan, Bukan...
Tangan Tak Terlihat di Balik Gerakan Rakyat
Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...
LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

BEM FK Hadirkan Mimbar Inspirasi

Mei 20, 2014
©Ryma.bal

©Ryma.bal

“Nantinya kan mahasiswa yang akan memegang Indonesia,” tutur Reviandani MIftah Nabilah, ketua panitia acara Mimbar Inspirasi, Minggu (18/5). Kenyataan dalam pernyataan itulah yang mendasari keinginan BEM Fakultas Kedokteran (FK) untuk mengadakan acara yang digelar di Auditorium FK UGM ini. Acara yang dimulai pukul 08.00 WIB ini menghadirkan tokoh-tokoh yang dikatakan ‘telah selesai dengan dirinya’, yaitu Herry Zudianto, SE.Akt., MM (Walikota Yogyakarta 2001-2011), Luthfi Hamzah Husin (Presma UGM 2011-2012), dan Nyoman Anjani (Presma ITB 2013-2014). Acara bertema “Inspirasi Membangun Negeri” ini dimoderatori oleh Albistamy M. P. dan Ayunda Dewi J. J., mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter angkatan 2011.

“Pemimpin adalah pelayan,” demikian pernyataan Herry sebagai pembicara pertama. Hal itu tak hanya dikatakannya, namun juga merupakan cerminan kepemimpinannya sebagai Walikota Yogyakarta selama dua periode. Jabatan tersebut tak dimanfaatkannya untuk memperkaya dirinya, namun ia pakai untuk mengabdi pada masyarakat. “Kesempatan lima tahun menjabat ini saya manfaatkan untuk melayani masyarakat,” kata mantan walikota yang pernah menerima Bung Hatta Anti Corruption Award  tahun 2010.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya berdialog. Menurutnya, sebelum mengambil keputusan, pemimpin perlu berdialog, mendengarkan pemikiran orang lain. Hal itu penting karena pemimpin belum tentu memahami bagaimana rasanya berada pada posisi yang berseberangan dengannya. Meski begitu, keputusan tetaplah di tangan pemimpin. “Kemampuan mendengar yang baik itu perlu, tapi tidak boleh jadi penakut dalam mengambil keputusan,” kata Herry. Semua yang dikatakannya itu dibuktikan dengan keberhasilannya merelokasi pedagang kaki lima untuk mendirikan Taman Pintar.

Pada sesi berikutnya, Luthfi sebagai pembicara kedua juga mengatakan bahwa pemimpin bukan masalah posisi, melainkan fungsi serta paradigma dan karakter. Ia terinspirasi oleh kisah hidup tokoh-tokoh pejuang seperti Soekarno, Hatta, Agus Salim, dan lain-lain. “Mereka berjuang tanpa berpikir akan mendapat jabatan apa,” tuturnya.

Selain menjadi sosok yang melayani, pemimpin juga harus memiliki visi. “Pemimpin adalah arsitek. Ia yang punya mimpi sebagai dasar rancangan,” tutur Nyoman sebagai pembicara ketiga. Menurut pendiri Ekspedisi Pelita Muda ini, visi yang dihadirkan oleh pemimpin harus inovatif dan solutif.

Untuk menjadi pemimpin dan pembangun bangsa, seseorang perlu menjadi orang yang tidak lagi memikirkan diri sendiri. “Telah selesai dengan dirinya” merupakan sebutan panitia bagi para pembicara. “Bereskan permasalahan pribadi untuk mengurus masalah yang lebih besar,” tutur Luthfi. Nyoman pun mengatakan hal yang serupa, “Jadi pemimpin itu yang penting memberi bagi orang lain, bukan untuk diri sendiri.”

Sebagai penutup acara, diberikan penghargaan “Peserta Paling Inspiratif”. Acara ditutup sekitar jam 12.30 WIB. Panitia pun berharap, sepulang dari acara ini para peserta dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. “Semoga kita lebih baik daripada mereka dan lebih menginspirasi orang-orang,” kata Reviandani. [Tabita Kristofani]

bemFKInspirasiseminarugm
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua...

Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam...

Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...

LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...

Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik...

Diskusi Buku dan Budaya, Soroti Peran Sastra Melawan...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua Bukan Tanah Kosong

    November 24, 2025
  • Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam Sikapi Diskriminasi

    November 24, 2025
  • Kota Batik yang Tenggelam

    November 21, 2025
  • Titah AW: Jurnalisme Bisa Jadi Kanal Pengetahuan Lokal

    November 21, 2025
  • Membumikan Ilmu Bumi

    November 21, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM