Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...
Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi
Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung
Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...
Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi
Ruang-Ruang Untuk Kami dan Puisi-Puisi Lainnya
Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah
BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...
Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!
Polisi Tidur

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

Maknai Kebudayaan Lewat Culture Festival 2014

April 22, 2014
©Naufi.bal

©Naufi.bal

Iringan gendang dan gamelan sahut menyahut membentuk musik yang indah di Gedung Pusat Koesnadi Hardja Soemantri. Suguhan musik itu berasal dari salah satu tim peserta Cultural Festival 2014 yang berasal dari Nusa Tenggara Barat. Penampilan musik tersebut juga sebagai pertanda dibukanya acara ini, sebelum secara resmi dibuka oleh Direktur Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada, Drs.Senawi,M.P. Seremonial pembukaan dengan pemukulan gong lima kali yang bermakna pancasila ini, diselenggarakan oleh UGM Residence, pada minggu (20/04).

Acara ini sukses meskipun baru pertama kali diadakan. “Acara yang dimulai sejak tahun 2013 ini saat pertama kali diadakan masih bersifat asrama dan mulai tahun ini mencoba untuk keluar,” ujar Nuri Luthfiana, selaku ketua panitia Cultural Festival 2014 sekaligus mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM. “Acara ini menampilkan kebudayaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari dalam negeri, diantaranya Jawa Barat, Lampung, Kalimantan sampai Papua,” tambahnya.

Tidak hanya penampilan kebudayaan saja namun ada juga stan dari berbagai negara dan daerah dalam negeri hadir disini. Beberapa stan ada yang memperkenalkan makanan khas, pakaian adat, dan budaya yang menjadi simbol daerahnya. Seperti yang ditampilkan oleh stan Gajah Lampung, ia menampilkan replika kecil gajah Sumatra dan pakaian adat Lampung. Di samping itu ada yang memperkenalkan makanan khas, seperti stan dari Perhimpunan Mahasiswa Prancis, stan Pusat Studi Jepang, dan stan Pusat Studi Korea. Ada juga stan yang menghiasi ruangannya dengan aksesoris suku khas daerah, contohnya Kalimantan Tengah yang menghiasi ruangan dengan pakaian adat Dayak.

Seperti yang di ungkapkan Grey Lawrance Sirosi, ketua stan Pusat Studi Jepang, “acara ini sangat bagus, karena menampung rekan-rekan daerah lain disatukan dengan kebudayaan lain. Tetapi penampilan kebudayaannya kurang lengkap, kalau bisa tahun depan lebih lengkap dan lebih banyak lagi”. Penonton juga terhibur dengan penampilan tim angklung yang dibawakan oleh anak-anak Sekolah Dasar. Acara ini dihadiri banyak pengunjung dari berbagai fakultas di Universitas Gadjah Mada dan masyarakat umum di Yogyakarta.

Penampilan kebudayaan semacam ini bisa menumbuhkan kebanggaan terhadap kebudayaan bangsa sendiri. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Probo Agesta, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, sekaligus ketua Gajah Lampung “Kegiatan ini sangat bagus, karena mengumpulkan rekan-rekan dari daerah lain dan disatukan dalam pameran kebudayaan,”. Tujuan diadakannya acara ini untuk mengingatkan mahasiswa yang berasal dari luar Yogyakarta tentang kebudayaan mereka. “Dengan acara ini ayo mulai mengenal kebudayaan kita, karena kita adalah negara kebudayaan,” tutup Nuri Luthfiana. [Ahmad Yani]

 

keberagamankebudayaanUGM Residence
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...

Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...

Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah

BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...

Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di Magelang

    Oktober 12, 2025
  • Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi

    Oktober 12, 2025
  • Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung

    Oktober 8, 2025
  • Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas Nusakambangan

    September 30, 2025
  • Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

    September 30, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM