Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua...
Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam...
Kota Batik yang Tenggelam
Titah AW: Jurnalisme Bisa Jadi Kanal Pengetahuan Lokal
Membumikan Ilmu Bumi
Kuasa Kolonial Atas Pangan Lokal
Anis Farikhatin: Guru Kesehatan Reproduksi Butuh Dukungan, Bukan...
Tangan Tak Terlihat di Balik Gerakan Rakyat
Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...
LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

“Konser dan Kampung Antikorupsi”, Wujud Ekspresi Antikorupsi Melalui Seni

Desember 3, 2013

©Aliftya

“Jiwa Sehat, Bantai Korupsi!” Begitulah jargon dari kegiatan Konser dan Kampung Antikorupsi. Acara tersebut merupakan puncak dari dari Justisia Festival, acara besar tahunan yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada. Berlokasi di Pasar Ngasem, Yogyakarta, acara ini dibuka oleh ketua KPK periode 2010-2011, M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum. pada pukul 16.00 WIB, Sabtu (30/11).

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian acara Justisia Festival yang berlangsung sejak 1 September 2013. Berbagai lomba, seperti lomba band, lomba foto, lomba esai, dan lomba pemilihan duta antikorupsi tingkat SMA, mengawali serentetan acara ini. Acara dilanjutkan dengan seminar nasional pada tanggal 9 November 2013. Selain itu, diadakan pula sport competition yang terbuka bagi seluruh SMA dan universitas di Yogyakarta.

Konser dan Kampung Antikorupsi diawali dengan lomba mewarnai tingkat TK se-Yogyakarta. Kemudian, acara dilanjutkan dengan permainan Investigation Role Play yang ditujukan untuk anak-anak SD. Setelah itu, penampilan dari band Sanggar Apakah, yaitu band-band internal dari Fakultas Hukum UGM, turut meramaikan acara tersebut. Penampilan juara 1 lomba band dan lomba tari Justisia Festival, Appellon dan Crown menambah riah suasana. Foto-foto, hasil karya peserta lomba foto Justisia Festival, dipajang di area Pasar Ngasem.  Acara ini juga mengundang dua band utama, yakni Boys n Roots dan Bravesboy. Selain kedua band tersebut, acara Konser dan Kampung Antikorupsi ini dimeriahkan pula oleh band-band kawakan seperti Justimun, Sastromoeni, Kalpika, dan Reckmon. Mereka semua sukses membawa penonton larut ke dalam alunan lagu mereka. Salah satu penonton acara ini, Danang, mahasiswa Akademi Teknologi Kulit, mengatakan bahwa dia tertarik untuk datang karena konsep yang disuguhkan oleh acara ini berbeda dengan konser musik lainnya. “Aku datang ke sini karena aku suka sama musik reggae dan lokasinya yang unik, tidak seperti konser lain,” paparnya.

Ketua pelaksana, Ainur Rafi Satria, menjelaskan bahwa lokasi acara sengaja dipilih di Pasar Ngasem karena lebih dekat dengan masyarakat sekitar. Panitia tidak menarik biaya bagi masyarakat yang ingin datang ke acara ini. “Kita emang sengaja mengadakan acara ini secara gratis. Lagipula, Pasar Ngasem kan awalnya emang gratis. Jadi ya, sasaran kita ini untuk rakyat. Siapapun boleh datang,” jelasnya.

Acara Justisia Festival diharapkan terus diadakan setiap tahunnya. Dengan penanaman jiwa antikorupsi tersebut, penyelenggara mengharapkan jiwa muda terbebas dari praktik-praktik korupsi. Mada, salah satu personil Sastro Moeni mengungkapkan kekagumannya kepada acara ini. “Walaupun dampak yang diberikan kecil, tapi kalau dilakukan secara berkelanjutan, acara ini bisa menjadi pionir perubahan bangsa,” jelas Mada. [Agdzhur Rinalsyam, Vidya Ayu Cahyaningtyas, Arif Yunahar Ilyas]

Fakultas Hukumjusticiakonserlomba
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua...

Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam...

Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...

LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...

Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik...

Diskusi Buku dan Budaya, Soroti Peran Sastra Melawan...

1 komentar

tandi Oktober 12, 2017 - 09:36

Korupsi memang harus di berangus. Adanya KPK pun tidak membuat para koruptor takut. lihat saja di tv masih sangat banyak berita berita soal korupsi. negeri ini akan maju jika tidak ada korupsi. sadarlah dosa korupsi itu.

Reply

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua Bukan Tanah Kosong

    November 24, 2025
  • Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam Sikapi Diskriminasi

    November 24, 2025
  • Kota Batik yang Tenggelam

    November 21, 2025
  • Titah AW: Jurnalisme Bisa Jadi Kanal Pengetahuan Lokal

    November 21, 2025
  • Membumikan Ilmu Bumi

    November 21, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM