Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARNALARPOLLING

Mempertanyakan Efektivitas Sepeda Kampus

Oktober 10, 2011

Dio.bal

Guna menyambut mahasiswa baru 2011, Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali dengan kebijakan baru. Salah satunya adalah menyediakan fasilitas Sepeda Kampus. Sepeda Kampus memang bukan sesuatu yang baru di UGM. Keberadaan Sepeda Kampus sudah dirintis sejak 2005 dengan sebutan Sepeda Hijau. Hari kamis (14/7) kemarin, diresmikan kembali secara sah oleh Rektor UGM, Ir. Soejarwadi, M.Eng dengan sebutan Sepeda Biru.

Peresmian Sepeda Kampus (atau sekarang lebih dikenal sebagai Sepeda Biru) merupakan tindak lanjut Surat Keputusan (SK) Rektor mengenai larangan mahasiswa angkatan 2011/2012 untuk membawa kendaraan bermotor ke wilayah kampus. Mahasiswa yang terpaksa membawa kendaraan bermotor dapat memarkirkannya di kantung-kantung parkir yang telah disediakan. Salah satu contohnya adalah kantung parkir yang ada di Lembah UGM. Apabila fakultas atau tempat lain di UGM yang dituju terasa jauh, mahasiswa dapat meminjam Sepeda Biru untuk mempersingkat waktu tempuh.

Peresmian Sepeda Kampus (atau sekarang lebih dikenal sebagai Sepeda Biru) merupakan tindak lanjut Surat Keputusan (SK) Sepeda Kampus tersebut selain melayani mahasiswa, juga untuk dosen, pegawai dan tamu yang berkunjung ke kampus biru. Secara teknis, sepeda kampus akan melayani dari stasiun satu ke stasiun yang lain. Letak stasiun  ditempatkan dalam posisi  yang dianggap cukup strategis seperti kawasan Lembah UGM, dekat shelter Transjogja, perpustakaan, Gelanggang Mahasiswa, klaster teknik, dan  di asrama Bulaksumur, serta GMC Health Center.

Kritik Mahasiswa

Pihak Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) mengatakan kampus belum siap, karena UGM hanya menyediakan sekitar 200 unit sepeda untuk mahasiswa baru tahun 2011 yang jumlahnya kurang lebih 9000 orang. Selain itu juga belum ada koordinasi dengan Organisasi Angkutan Darat untuk menghindari kesemerawutan lalu lintas (kompasiana.com/18-08-2011)

Hasilnya, bukannya tidak mungkin apabila para mahasiswa mulai mempertanyakan efektivitas Sepeda Biru di lingkungan UGM. Dari 63 responden yang menjawab pertanyaan polling “Apakah anda sudah merasakann efektivitas sepeda biru?” di situs balairungpress.com, sebanyak 57 responden yang menjawab “belum” dan hanya 6 responden yang menjawab “sudah”. Artinya lebih dari 90% responden belum merasakan efektivitas Sepeda Biru.

Beberapa hal mungkin dapat dijadikan alasan ketidakefektivan Sepeda Biru oleh para responden. Pertama, kurangnya sosialisasi penggunaan sepeda kampus, seperti prosedur peminjaman, dan jangkauan tempat.  Kedua, stasiun Sepeda Biru terletak di tempat yang ternyata kurang strategis, sehingga para mahasiswa sulit menjangkaunya, misalnya terlalu jauh dari fakultas mereka. Ketiga, koordinasi antara direktorat dengan fakultas mungkin kurang, sehingga para mahasiswa lebih memilih bayar untuk parkir di kampus daripada parkir di kantung parkir.

Kebijakan Sepeda Kampus sebetulnya menarik, tapi dapat dikatakan kurang sosialisasi. Selain itu, kebijakan ini juga dinilai terlalu tergesa-gesa. Sebaiknya kebijakan ini dilakukan secara bertahap, tidak langsung diterapkan. Nasi telah menjadi bubur, UGM tidak mungkin menarik seluruh sepeda kampus yang sedang beroperasi. Sehingga mahasiswa hanya dapat berharap bahwa kisah Si Biru tidak kelam seperti pendahulunya Si Hijau. [Dennis]

angkatan 2011kendaraan bermotor dilarangsepeda biruugm
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Peringatan Hari Perempuan Sedunia 2022 Tuntut Bebaskan Perempuan...

Tuntut Audiensi dan Pencabutan IPL, Aksi untuk Wadas...

Penyintas Kekerasan Tuntut Keadilan Lewat Karya Tulis

Di Balik Kampanye Antitembakau, Industri Farmasi Monopoli Nikotin

Pelarangan Senjata Nuklir Kian Mendesak di Tengah Konflik...

Survei LSI: Masyarakat dan Partai Politik Kompak Menolak...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM