
Pemukul saron dari grup karawitan sedang memainkan intro lagu Suwe Ora Jamu pada acara Gasibu (12/12). ©Lilang Laras Jiwo
Rabu, (12/12), Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM mengadakan konser gamelan yang bertemakan Gamelan, Kebudayaanku, Kebanggaanku. Konser yang bernama GASIBU (Gamelan Fakultas Ilmu Budaya) ini bertempat di Panggung terbuka FIB UGM. Konser ini diadakan oleh Departemen Sosial Masyarakat (SOSMAS), Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) FIB UGM. Acara yang diagendakan dimulai pukul 18.30 – 21.30 ini sempat mundur karena menunggu pengunjung duduk di tempat yang sudah disediakan panitia.
Selain konser gamelan, acara ini juga mengadakan amal buku yang akan disumbangkan ke daerah Bacan, Maluku. Buku-buku yang terkumpul akan diserahkan kepada pengajar muda yang menjadi relawan Indonesia Mengajar disana. Inisiatif mengumpulkan buku bacaan ini berawal dari keprihatinan salah satu mahasiswa yang melakukan KKN di Maluku terkait kurangnya media belajar. Hal inilah yang menggerakkan panitia untuk melakukan konser amal ini. “Jadi, kami dari Departemen SOSMAS ingin mengapresiasi seni sekaligus peduli terhadap media belajar yang kurang di Maluku,” papar Jaka Aris Eko Wibawa, Sastra Inggris ’10, selaku penanggung jawab dan steering comitee konser amal GASIBU.
Konser ini dipersiapkan sejak tiga bulan yang lalu oleh panitia yang tergabung dalam Departemen SOSMAS, LEM FIB UGM. Menurut Jaka, konser ini sempat mengalami kendala pada sumber daya manusia dan dana. “Acara ini adalah konser gamelan pertama, jadi para sponsor belum melihat potensi dari acara ini,” kata Jaka.
Meskipun dengan dana minim, panitia optimis bisa membuat pengunjung bangga dengan budaya lokal. Selain amal, konser ini bertujuan mengajak generasi muda untuk memiliki perspektif lain dalam memandang budaya lokal khususnya gamelan. “Biasanya gamelan kan membosankan, tetapi konser ini beda. Karena memadukan gamelan dengan seni lain seperti tarian atau puisi,” terang Jaka.
Grup yang mengisi acara ini adalah Sanggar SENTRO (Antropologi), GAMASUTRA (Sastra Nusantara), dan PRASASTI (Sastra Inggris). Penampilan pertama dibuka oleh sanggar SENTRO dengan lagu Suwe Ora Jamu. Dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh salah satu sinden putri. Kemudian penampilan ditutup dengan tarian kuda lumping yang dipadukan dengan joget ala “Gangnam Style”.
Penampilan dari Sanggar SENTRO ini terbukti menarik pengunjung yang datang, salah satunya Mohamad Izudin, Bahasa Korea ‘09. “Acaranya bagus karena bertujuan agar anak muda tertarik pada gamelan,” ujar pria yang akrab disapa Udin ini. Ia menambahkan, konsep panggung gamelan ini mirip dengan Jogja Gamelan Festival (JGF), hanya saja penonton yang datang tidak sebanyak JGF. “Penonton sedikit, mungkin karena hanya sedikit mahasiswa yang tertarik dengan kebudayaan lokal” kata Udin. [Desinta W. K., Fikri Fawaid]