Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

Kemandekan Demokrasi dalam Masa Transisi

Agustus 24, 2023

©Takhfa/Bal

Senin (21-08), Social Movement Institute berkolaborasi dengan Marjin Kiri menyelenggarakan diskusi dan bedah buku Indonesia: Negara dan Masyarakat dalam Transisi. Buku ini dipilih sebagai refleksi atas tantangan yang dihadapi Indonesia di tengah degradasi kualitas demokrasi dan ketimpangan sosial ekonomi yang tinggi. Bertempat di Ruang Sidang Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), diskusi ini menghadirkan Antje Missbach, salah satu penulis buku, dan Ade Marup Wirasenjaya, dosen program studi Hubungan Internasional UMY sekaligus penanggap buku.

Diskusi dibuka oleh Antje yang menjelaskan garis besar buku, yakni ragam persoalan yang terjadi di Indonesia pada masa transisi Orde Baru menuju Reformasi. Permasalahan tersebut meliputi kondisi politik, ekonomi, nilai sejarah, media, hingga hubungan internasional. Antje menuturkan, kondisi tersebut memiliki pengaruh besar atas berhasil atau tidaknya Indonesia dalam melewati fase transisi tersebut. “Kami sampai melacak siapa konglomerat yang punya media, bagaimana faktor kemiskinan, serta bagaimana dengan kondisi kesehatan,” ungkap Antje, menceritakan pengalamannya ketika menulis buku.

Menanggapi Antje, Ade kemudian memaparkan wacana tentang Indonesia pasca-Orde Baru yang dibawa dalam buku. Ia menjelaskan bahwa masa transisi ini merupakan kesempatan politik yang dapat mengubah negara menjadi tidak otoriter. “Dari sini, kita melihat jatuhnya Orde Baru sebagai arena konsolidasi baru kekuasaan,” tuturnya. Akan tetapi, Ade mengatakan bahwa transisi yang terjadi ini tidak sendirinya membawa masyarakat pada ruang demokrasi yang sejajar dengan nilai-nilai demokrasi. 

Lebih lanjut, Ade mencontohkan perubahan politik pada masa transisi yang disoroti oleh buku ini, salah satunya dalam ranah media. Ia mengungkapkan bahwa di tengah kebebasan pers, nyatanya, media tetap berada dalam kontrol kekuasaan. “Ada ledakan media yang terhubung dengan konglomerasi baru di dalam kerajaan kepemilikan media di Indonesia, yang sialnya merupakan kanalisasi bagi partai-partai seperti Perindo dan Metro TV milik Surya Paloh,” ujarnya. Ia berpendapat bahwa kondisi ini melahirkan fragmentasi baru dalam ruang sosial yang tidak mengarah pada kondisi demokrasi, tetapi pada oligarki.

Menutup tanggapannya, Ade berpendapat bahwa buku ini hadir bukan tanpa kritik. “Ada satu hal yang tidak dibahas di dalam buku ini, yakni pembahasan peran kelompok epistemik pada masa transisi,” ucapnya. Padahal, menurut Ade, kelompok epistemik ini telah tumbuh subur pasca-Orde Baru. Kelompok ini memiliki pengaruh besar bagi diplomasi Indonesia dalam ranah global mengenai isu-isu hak asasi manusia, ekologi, dan hak-hak perempuan.

Menjelang akhir acara, terdapat sesi tanya jawab yang berlangsung antara peserta diskusi dengan narasumber. Rahar, salah satu peserta diskusi, menyampaikan gagasan tentang transisi yang pasti akan dilalui dari sebuah peradaban masyarakat ialah transisi ekonomi. “Yang terjadi pada masa transisi ekonomi bukan hanya tentang barang apa yang diproduksi dari industrialisasi, tapi juga kelas-kelas ekonomi dalam masyarakat,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa oligarki-oligarki yang ada di Indonesia berhasil merekonstruksi dirinya menjadi oligarki baru melalui kekuatan moneter yang didanai oleh negara.

Hal itu turut diamini oleh Antje. Menurutnya, ada perbedaan yang cukup jelas ketika membandingkan kondisi ekonomi politik yang terjadi di era Soeharto dengan kondisi yang terjadi saat ini. “Pada zaman Orde Baru, mereka berkuasa dalam ranah ekonomi, namun sekarang ini mereka juga berkuasa dalam ranah politik,” pungkas Antje.

Penulis : Andreas Hanchel Parlindungan Sihombing dan Takhfa Rayhan Fadhilah
Penyunting : Fauzi Ramadhan
Fotografer : Takhfa Rayhan Fadhilah

5
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM