
©Tata/Bal
Kamis (30-12), Badan Kelengkapan Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa (BK MWA UM) UGM mengadakan laporan akhir tahun 2021 bertajuk âAklimatisasi Keberadaan MWA UM UGM di Tengah Mahasiswa guna Optimalisasi Penyebaran Manfaat Kepada Mahasiswa.â Pembacaan laporan tersebut digelar secara daring melalui Zoom Meeting dan kanal YouTube MWA UM UGM. Ade Agoes Kevin, Ketua MWA UM UGM 2021/2022, hadir sebagai pembicara utama. Sementara itu, tiga penanggap hadir dalam pertemuan daring ini, yaitu Arief Kurnia Miharja, Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) UGM; Jadhug Ario Bismo, Ketua Forum Komunikasi (Forkom) Unit Kegiatan Mahasiswa UGM 2021; dan Muhammad Farhan, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa KM (BEM KM) UGM 2021. Diskusi daring ini bertujuan untuk mengevaluasi satu semester kinerja MWA UM UGM.
Kevin mengawali dengan pemaparan laporan isu kemahasiswaan selama semester pertama (Juni-Desember 2021). Ia menyatakan bahwa pembangunan fasilitas kemahasiswaan merupakan fokus isu BK MWA UM di bawah kepemimpinannya. Pembangunan tersebut meliputi Gelanggang Mahasiswa, GOR Pancasila, dan Kawasan Kerohanian di UGM. Terkait pembangunan dan pengelolaan fasilitas kemahasiswaan, Kevin menyatakan bahwa MWA UM telah memfasilitasi audiensi antara mahasiswa dengan Rektorat terkait keberlanjutan pembangunan fasilitas kemahasiswaan.Â
Kevin menambahkan, untuk menindaklanjuti permasalahan pembangunan fasilitas kemahasiswaan. MWA UM telah membentuk Panitia Kerja (Panja) Pengawalan Pembangunan Fasilitas Kemahasiswaan, yang anggotanya berasal dari kalangan mahasiswa. âHarapannya, dorongan dari para mahasiswa sebagai anggota civitas akademika menyebabkan para pemangku kebijakan terdorong untuk merealisasikan terwujudnya fasilitas kemahasiswaan iniâ, tegas Kevin.Â
Menanggapi pemaparan Kevin, Jadhug mengapresiasi kinerja MWA UM bersama mahasiswa atas aksi menuntut kelanjutan pembangunan gelanggang, kawasan kerohanian, dan GOR Pancasila. Menurutnya, hal tersebut bisa memberikan tekanan pada rektorat untuk segera mengeksekusi pembangunan fasilitas kemahasiswaan. Ia juga menjelaskan pembangunan tiga infrastruktur ini, terutama GOR Pancasila, telah menunjukkan perkembangan selama seminggu belakangan.Â
Lebih rinci terkait pembangunan gelanggang. Jadhug mengungkapkan bahwa konsep new gelanggang telah dirumuskan, tetapi desain final masih menunggu respon dari rektorat. Rencananya, mahasiswa-mahasiswa anggota berbagai UKM yang ada, akan disediakan ruang masing-masing untuk wadah kegiatannya. âIni merupakan hasil rekomendasi yang bagus, apresiasi atas kerjasama Forkom dan MWA dalam memperjuangkannyaâ, ujarnya.Â
Senada dengan Jadhug, Arief juga mengapresiasi kinerja MWA UM dalam memperjuangkan pembangunan fasilitas kemahasiswaan. Akan tetapi, ia lebih menyinggung tentang kurangnya pelibatan Mahasiswa Pascasarjana. Arief merasa HMP belum memiliki porsi yang cukup untuk tergabung dalam konsolidasi rekan-rekan mahasiswa diploma dan sarjana. Akan tetapi, ia juga mengapresiasi bahwa saat ini HMP sudah dirangkul dan turut mengetahui hasil pengawalan aspirasi mahasiswa meski tidak mengetahui prosesnya.Â
Lebih lanjut, Arief mendukung rencana MWA UM yang dilaporkan oleh Kevin, yaitu jaring aspirasi sebagai upaya penyaluran aspirasi mahasiswa pascasarjana. Ia menilai adanya program tersebut, diharapkan Mahasiswa Pascasarjana dapat berkontribusi dalam memperjuangkan haknya sebagai Mahasiswa UGM. âSemoga dengan adanya jaring aspirasi akan memberikan ruang untuk aspirasi kami sehingga kami dapat membantu kegiatan teman-teman mahasiswa,â harapnya.Â
Di akhir, Farhan dari BEM KM memberikan beberapa catatan mengenai kinerja MWA UM. Salah satu hal yang ia sorot adalah mengenai informasi substansial mengenai MWA UM yang kurang tersampaikan ke masyarakat kampus. Meskipun demikian, ia tetap mengapresiasi kinerja MWA UM secara keseluruhan. Menurutnya hal ini nampak dari keberpihakan MWA UM yang tetap berpihak dan memperjuangkan nasib mahasiswa. âMenurut saya secara keseluruhan proses dan kinerja dari MWA UM sudah berjalan dengan baik,â tandasnya.
Penulis: Estha Gusmalia Kustika, Maria Adelina Puspaningrum, dan Novia Pangestika Purwandari
Fotografer: Tata Adi Tiastiti
Penyunting: Akbar Bagus NugrohoÂ