Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

KM Kurang Representatif, Peserta Tawarkan Tim Transisi

Desember 21, 2016
©Bernard/BAL

©Bernard/BAL

“Permasalahan utama dari Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM adalah representasinya,” ucap Fajar, salah satu peserta kongres KM UGM. Hal itu ia sampaikan dalam Kongres KM UGM keempat (20/12), saat forum membicarakan masalah BEM KM. Memperjelas pernyataan Fajar, Muhammad Hikari, mengatakan bahwa masalah ini terjadi karena minimnya peran representasi dari tiap fakultas. “Komponen fakultas tidak dihadirkan ditataran universitas secara nyata,” tambah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) ini.

Untuk mengatasi masalah representasi tersebut, Joko Susilo berpendapat bahwa pengiriman delegasi yang dapat menampung aspirasi seluruh elemen-elemen di Fakultas dapat dilakukan. Maka dari itu, mahasiswa yang akrab dipanggil Josu ini menawarkan sebuah mekanisme dengan dibentuknya tim transisi. Tim ini sendiri beranggotakan satu presiden mahasiswa terpilih, satu wakil senat mahasiswa, sembilan belas wakil keluarga mahasiswa fakultas, dan satu perwakilan dari forum komunikasi mahasiswa gelanggang.

Lebih lanjut, Josu mengatakan bahwa tim transisi akan dibentuk tanpa label presiden mahasiswa, Senat KM, maupun BEM KM. “Tim ini berfungsi untuk mempersiapkan regulasi mekanisme baru yang lebih representatif,” ujar Josu. Regulasi baru tersebut, ia jelaskan dapat terbentuk dengan membuka dialog kepada seluruh entitas di level himpunan mahasiswa Jurusan dan unit kegiatan mahasiswa terkait aspirasi format kelembagaan KM UGM dalam jangka kerja terbatas.

Kendati demikian, beberapa mahasiswa berpendapat tindakan tersebut mengakibatkan terjadinya vacuum of power, karena peran KM UGM yang seolah ditiadakan. Retas Aqabah, mahasiswa Fakultas Teknik, mengatakan bahwa keadaan serupa juga pernah terjadi di Fakultasnya. Hal itu bermula ketika BEM dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Teknik dirasa tidak merepresentasikan mahasiswa teknik. Sehingga, memicu adanya vacuum of power di Fakultas Teknik selama bulan Desember 2014 hingga Februari 2015.

Pada akhirnya, vacuum of power tersebut menimbulkan kondisi dimana peran pelayanan dan pergerakan mahasiswa tidak berjalan. Akibatnya, peran BEM dan MPM Teknik sebagai media penghubung antara mahasiswa dengan dekanat justru dirasa masih dibutuhkan. “Apapun itu namanya, sistem yang dapat mempersatukan mahasiswa secara keseluruhan haruslah ada,” pungkas Retas.

Menanggapi kekhawatiran itu, Josu mengatakan bahwa hal tersebut dapat diatasi dengan pengubahan sistem koordinasi saat ini menjadi konfederasi. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ini, mengatakan bahwa konfederasi sendiri terdiri dari sembilan belas pimpinan fakultas Keluarga Mahasiswa UGM. Kondisi vacuum of power yang ditakutkan, menurut Josu tidak akan terjadi dengan pengambilalihan fungsi kelembagaan KM UGM oleh konfederasi.

Josu menambahkan bahwa, kedudukan konfederasi akan setara dengan tim transisi yang akan menjalankan fungsi koordinatif sekaligus social movement. Baginya, keharusan untuk pembentukan konfederasi merupakan refleksi dari gagalnya usulan pembentukan aspirasi kolektif kolegial, yang mencuat dua tahun silam. “Berkaca dari hal tersebut, tim transisi akan hilang kabarnya jika masih mempertahankan model KM dan senat UGM,” ucapnya.

Paradhita Zulfa, mahasiswi Biologi angkatan 2012 juga menyepakati dengan adanya tim transisi, tetapi dengan beberapa persiapan. Mahasiswi yang biasa dipanggil Ara ini menggarisbawahi kondisi awal kepengurusan yang akan dihadapi nantinya. Hal ini diakibatkan karena setiap organisasi fakultas tentunya akan mempersiapkan program kerjanya masing-masing di awal tahun. Namun Ara mengatakan, meski tim transisi berhasil mengondisikan situasi selama dua sampai tiga bulan, kongres istimewa harus tetap diadakan di pertengahan tahun. “Hal tesebut dilakukan untuk menyepakati kembali sistem yang kita inginkan secara matang,” ujar Ara.

Kendati demikian, usulan pembentukan tim transisi belum disepakati sepenuhnya oleh forum. Pembahasan lebih lanjut mengenai gagasan ini sendiri, akan dilakukan pada kongres KM di hari keempat (21/12) mendatang. [Bernard Evan & Rosalina Woro Subektie]

bem kmkm ugmkongreslipsus
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM