Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua...
Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam...
Kota Batik yang Tenggelam
Titah AW: Jurnalisme Bisa Jadi Kanal Pengetahuan Lokal
Membumikan Ilmu Bumi
Kuasa Kolonial Atas Pangan Lokal
Anis Farikhatin: Guru Kesehatan Reproduksi Butuh Dukungan, Bukan...
Tangan Tak Terlihat di Balik Gerakan Rakyat
Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...
LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABAR

Ajang Edukasi Berbalut Film Dokumenter

Desember 1, 2011

Selasa (29/11) sore, bertempat di ruang auditorium Lembaga Indonesia Prancis (LIP) Yogyakarta, Goethe Institute bekerjasama dengan WWF dan LIP Yogyakarta mengadakan acara Science Film Festival.  Festival film yang berlangsung selama dua hari, yaitu 29-30 November ini  dimulai pukul 16.00 sampai 21.00 WIB.  Acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Tahun Hutan Internasional.

Sebagian besar penonton merupakan siswa-siswi SD Tumbuh 1, SD Tumbuh 2, dan homeschooling. Dua sekolah dasar tersebut dipilih karena memiliki program peduli lingkungan hidup.  Meskipun demikian, acara ini tetap bersifat terbuka untuk masyarakat umum.

Beberapa judul film dokumenter sains yang diputar adalah Dandelion:  The Labyrinth of Trees, Nine and Half: Bees in Danger, The Young Explorer: Lea on The Trail of Gorilla, dan Mose TV: Fuel Cell. Film-film yang ditampilkan merupakan hasil seleksi para juri dari  Goethe Institute

Selain pemutaran film, acara ini juga menampilkan pameran fotografi dari WWF. Pameran fotografi ini merupakan hasil karya anak-anak di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung dan Taman Nasional Tessonilo Riau.

Antusiasme anak-anak terlihat dari rasa ketertarikan mereka terhadap film dokumenter sains yang ditayangkan. Hal ini ditegaskan oleh Agustina, salah seorang panitia dari Goethe Institute. “Anak-anak itu anteng waktu nonton film. Mereka ributnya waktu games,” ungkapnya.

Science Film Festival  diadakan sebagai ajang edukasi anak-anak di bidang sains. “Tujuan acara ini untuk mengedukasi anak-anak tentang sains lewat cara-cara yang kreatif dan menarik, seperti film,” tutur M. Fajar Anandi, panitia yang juga wakil dari Goethe Institute.

Meskipun begitu, koordinator acara dari pihak LIP Yogyakarta, Eno Dewati, menyayangkan lamanya durasi film yang sempat membuat anak-anak merasa bosan. “Ada beberapa film yang durasinya lama. Anak-anak itu, kan, gampang bosen,” ujarnya. Hal ini, menurut Eno, dapat menjadi bahan evaluasi  untuk tahun-tahun berikutnya. “ Semoga tahun depan masalah durasi film ini bisa lebih diperhatikan lagi,” tambahnya

Sebagai ajang edukasi terhadap sains, festival ini diharapkan berjalan dengan sukses. “Kami berharap acara ini sukses sampai akhir, tidak hanya hari ini, tapi juga besok. Mudah-mudahan anak-anak juga semakin aware dengan sains,” pungkas Fajar. [Melinda Pradita, Nurin Fatima, Yuliana Ratnasari]

 

0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Peringatan Hari Perempuan Sedunia 2022 Tuntut Bebaskan Perempuan...

Tuntut Audiensi dan Pencabutan IPL, Aksi untuk Wadas...

Penyintas Kekerasan Tuntut Keadilan Lewat Karya Tulis

Di Balik Kampanye Antitembakau, Industri Farmasi Monopoli Nikotin

Pelarangan Senjata Nuklir Kian Mendesak di Tengah Konflik...

Survei LSI: Masyarakat dan Partai Politik Kompak Menolak...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua Bukan Tanah Kosong

    November 24, 2025
  • Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam Sikapi Diskriminasi

    November 24, 2025
  • Kota Batik yang Tenggelam

    November 21, 2025
  • Titah AW: Jurnalisme Bisa Jadi Kanal Pengetahuan Lokal

    November 21, 2025
  • Membumikan Ilmu Bumi

    November 21, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM