Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Tangan Tak Terlihat di Balik Gerakan Rakyat
Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...
LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...
Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik...
Diskusi Buku dan Budaya, Soroti Peran Sastra Melawan...
Diskusi Di Balik Bendera Persatuan Ungkap Gerakan Antikolonial...
Mata Kekuasaan Mengintaimu
Wisnu Prasetya Utomo: Tantangan Pers Mahasiswa di Persimpangan...
Episode-Episode Perjalanan: Episode 2 dan Episode…
Monika Eviandaru: Reorientasi Pers Mahasiswa Dalam Neoliberalisasi Perguruan...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

Pemaknaan Ulang Kaum Buruh

Januari 29, 2014
©Aliftya.bal

©Aliftya.bal

“Selama ini, studi mengenai buruh menggunakan hal-hal institusional seperti kegiatan Serikat Buruh (SB) sebagai dasar penelitian. Padahal, tidak semua buruh tergabung dalam SB,” jelas Dr. Ratna Saptari, editor buku ‘Dekolonialisasi Buruh Kota dan Pembentukan Bangsa’ di Ruang Multimedia Fakultas Ilmu Budaya UGM. “Dalam buku ini, kami  mencoba melihat kehidupan buruh di balik institusi-institusi besar seperti SB,” ungkapnya pada Diskusi Buku ‘Dekolonialisasi Buruh Kota dan Pembentukan Bangsa’, Senin (27/01).

Menurut Ratna, studi berdasarkan kegiatan institusional berakibat pada penerapan hasilnya yang tak dapat dilakukan secara menyeluruh. “Buruh bukan hanya orang-orang yang tidak punya tanah, proletar dan bekerja pada perusahaan industri” jelasnya.  Ia kemudian menjelaskan bahwa orang-orang yang berprofesi sebagai tukang becak dan pembantu rumah tangga pun dapat diklasifikasikan sebagai buruh. “Maka dari itu, dalam buku ini kami menggunakan pengertian buruh secara luas yang sangat jarang dipakai,” ungkapnya.

Pemaknaan buruh yang jarang digunakan itu membuat perlunya usaha-usaha tersendiri dalam pengadaan studi, salah satunya mengenai sumber sejarah. Dalam proses pengerjaan buku ini, Ratna mengaku cukup kesulitan mencari sumber  sejarah. “Sumber-sumber yang sering digunakan seperti arsip pemerintahanan kebanyakan hanya berfokus pada kegiatan SB,” jelasnya. Ia lantas memilih untuk menggunakan sumber lain seperti  artikel media cetak maupun hasil wawancara sebagai pelengkap.

Sebagai salah satu produk studi, buku ‘Dekolonialisasi Buruh Kota dan Pembentukan Bangsa’ mencoba menganalisis pengaruh perubahan politik Indonesia terhadap kehidupan buruh. “Buku ini membahas mengenai isu-isu keseharian yang sering terlupakan,” ungkap Dr. Abdul Wahid, M. Phil., salah seorang pembicara. Ia menilai pembahasan buruh dalam buku tersebut lebih kritis dibandingkan studi-studi yang telah dilakukan sebelumnya. “Buku ini wajib dibaca oleh masyarakat Indonesia yang ingin mengenal kaum buruh secara lebih manusiawi,” pungkasnya. [Lintang Cahyaningsih]

 

bukuburuhdiskusikaumkembalipemaknaansejarahstudiulang
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...

LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...

Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik...

Diskusi Buku dan Budaya, Soroti Peran Sastra Melawan...

Diskusi Di Balik Bendera Persatuan Ungkap Gerakan Antikolonial...

SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Tangan Tak Terlihat di Balik Gerakan Rakyat

    November 13, 2025
  • Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi Arah

    November 12, 2025
  • LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di Surakarta

    November 10, 2025
  • Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik Perlawanan Warga Maba Sangaji

    November 4, 2025
  • Diskusi Buku dan Budaya, Soroti Peran Sastra Melawan Dehumanisasi

    November 2, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM