Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

Tanpa Komunikasi, UPT PKCB Bongkar Tenda Bazar Ramadhan Teras Malioboro 2

Maret 14, 2024

©Nabillah/Bal

Unit Pelaksana Tugas (UPT) Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (PKCB) Kota Yogyakarta melakukan pencopotan tenda-tenda bazar ramadan milik Pedagang Kaki Lima (PKL) Teras Malioboro 2 pada Minggu(10-03). Tenda-tenda tersebut didirikan oleh PKL untuk menjual berbagai menu takjil selama ramadan guna menambah penghasilan. Menurut kesaksian Wanto, salah seorang PKL Teras Malioboro 2, kejadian tersebut berlangsung pada pukul 01.00 WIB dini hari. Waktu itu, ia sedang berbincang dengan pedagang lain ketika secara mendadak tenda-tenda mereka dibongkar satu persatu. “Rombongan UPT [PKCB-red] ngumpul nggak seperti biasanya, begitu dateng langsung bersih-bersih, tenda langsung dibongkar,” ujar Wanto.

Lebih lanjut, Wanto menjelaskan bahwa pembongkaran tenda-tenda tersebut dilakukan oleh pihak UPT PKCB tanpa terlebih dahulu berkomunikasi dengan para PKL. Pedagang yang tidak terima lantas melakukan perlawanan. “Kita udah minta tolong itu pembongkaran tenda berhenti dulu, tapi tetep aja tenda dibongkar terus. Ya mau nggak mau kan temen-temen [PKL Teras Malioboro 2-red] melakukan perlawanan, tenda-tenda yang dibongkar tadi kita dirikan lagi,” tambah Wanto. 

Upik Supriyati, salah satu PKL Teras Malioboro 2, mengatakan pembongkaran dilakukan karena PKL menggunakan tenda dengan merek Aqua. Di sisi lain, pihak UPT PKCB telah bekerja sama dengan merek Le Minerale dan sudah menyepakatinya dalam Memorandum of Understanding (MoU). Namun, saat PKL meminta untuk ditunjukkan MoU tersebut, pihak UPT menolak. “Katanya kita sebagai pedagang tidak perlu tahu, ini kan minim informasi dan minim partisipasi,” ucap Upik.

Upik menerangkan bahwa sejak awal perencanaan bazar, komunikasi antara PKL dengan pihak UPT PKCB memang tidak terjalin dengan baik. Usahanya dalam menghubungi Ekwanto selaku Kepala UPT PKCB Kota Yogyakarta tidak pernah mendapat jawaban. “Kita nggak pernah dilibatkan dari awal pembentukan. Kita tidak mengetahui juga tentang sosialisasinya, SOP-nya, ataupun tata tertibnya seperti apa,” tambahnya. Upik mengaku bahwa PKL yang minim informasi akan hal tersebut akhirnya berinisiatif menambah jumlah tenda dengan menggandeng merek lain, yaitu Aqua. 

Wanto turut menyampaikan bahwa PKL berinisiatif untuk menambah jumlah tenda karena pihak UPT PKCB hanya menyediakan sepuluh tenda untuk digunakan tiga puluh PKL. Mereka yang ingin berjualan di dalam tenda harus mendaftar, nantinya, PKL dengan penjualan yang kurang laku akan diprioritaskan. “Sedangkan di sini yang tidak laku itu banyak,” terang Wanto.

Wanto kembali menuturkan bahwa sepuluh tenda untuk tiga puluh pedagang akan menimbulkan kecemburuan sosial, mengingat terdapat 1.041 pedagang di dalam Teras Malioboro 2. Oleh karena itu, para PKL berinisiatif menambah sepuluh tenda agar terdapat dua puluh tenda, sesuai dengan jumlah lorong di Teras Malioboro 2. Ia menjelaskan bahwa satu tenda dapat dikelola oleh satu lorong dan keuntungan yang didapatkan dapat dikelola masing-masing lorong. “Itu kan adil kalau konsepnya kayak gitu, 1.041 pedagang bisa menikmati semuanya,” ucap Wanto.

Pedagang lain bernama Rista menyampaikan bahwa setelah peristiwa pembongkaran terdapat kesepakatan antara PKL dengan pihak UPT PKCB. Ia mengatakan bahwa bazar ramadhan di Teras Malioboro 2 akan tetap berjalan. “Kesepakatan terakhir seperti itu, nggak tau kalo berubah lagi,” tukas Rista.

Upik turut membenarkan pernyataan Rista. Saat dikonfirmasi oleh BALAIRUNG melalui aplikasi pesan singkat, ia juga menyebutkan bahwa PKL telah menawarkan kepada pihak UPT PKCB untuk merek Aqua pada tenda ditutup total. Akan tetapi, pihak UPT PKCB tetap bersikeras hanya tenda Le Minerale yang boleh digunakan. Pada akhirnya, Upik dan para PKL pun setuju dan tidak merasa keberatan dengan hal tersebut. 

Namun, sampai tulisan ini diunggah, hanya terdapat sepuluh tenda merek Aqua yang berdiri di pelataran Teras Malioboro 2. Terkait hal tersebut, Upik menyatakan bahwa ia dan para PKL tidak mengetahui alasannya. “Masih tanda tanya besar tentang MoU pemerintah dengan Le Minerale dan kenapa sebagai komunitas [PKL-red] di Teras Malioboro 2 tidak dilibatkan,” terang Upik.

Terkait kejelasan atas permasalahan yang terjadi, BALAIRUNG telah mencoba menghubungi Ekwanto untuk melakukan konfirmasi dan wawancara. Namun, pihaknya menolak hal tersebut. Ekwanto berdalih permasalahan yang terjadi karena ketidakpahaman PKL atas aturan yang ada dan bertindak semaunya.

Reporter: Shalma Putri Adistin, Sidney Alvionita Saputra, dan Yasmin Nabiha Sahda
Penulis: Shalma Putri Adistin dan Yasmin Nabiha Sahda
Penyunting: Cahya Saputra
Ilustrator: Nabillah Faisal Azzahra

Erata: Sebelumnya, tertulis hari kejadian “Senin (10-03)” diganti dengan “Minggu (10-03)” dan penambahan nama-nama reporter.

3
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM