Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

Semarak Karnaval Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2016

Februari 25, 2016
©.bal

©yuni.bal

Minggu (21/02) keadaan tampak berbeda di sepanjang jalan Malioboro. Setiap sisi jalan dipadati oleh warga Yogyakarta yang menyaksikan “Karnaval Budaya dan Jogja Dragon Festival.” Karnaval yang menjadi puncak acara “Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XI 2016” ini mengusung tema “Meningkatkan Budaya Kebersamaan.” Acara ini terselenggara atas kerja sama masyarakat etnis Tionghoa yang tergabung dalam Jogja Chinese Art and Culture Centre (JCACC).

Karnaval diikuti oleh 2017 peserta dari bebagai komunitas. “Ada komunitas Sepeda Hias Sidomuncul, Akademi Militer (AKMIL), komunitas Naga JCM, Koko Cici Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) dan berbagai komunitas lainnya dari berbagai daerah,” papar Dio, salah satu Liasion Officer (LO) dalam acara ini. Para peserta tersebut memperebutkan piala Hamengku Buwono X.

Karnaval dimulai dengan atraksi Liong dan tarian dari komunitas tari, lalu diikuti arak-arakan peserta. Arak-arakan dimulai dari Malioboro dan berakhir di alun-alun utara Yogyakarta. Selain atraksi Liong dan tarian, penampilan Marching Band dari Akademi Angkatan Udara (AAU), Akademi Militer (AKMIL) Magelang Canka Lokananta, Wushu juga memeriahkan karnaval ini.

Dio juga menambahkan, ada perbedaan acara tahun ini dengan tahun lalu. Seperti lokasi tampil perserta yang dulunya dipusatkan pada titik nol kilometer kini berpindah ke alun-alun utara kota Yogyakarta, hal ini dikarenakan tingginya antusias masyarakat pada pagelaran sebelumnya. Peningkatan juga terjadi pada aspek jumlah peserta karnaval, hal ini berdampak pada pembatasan jumlah Liong atau naga yang tampil “Karnaval ini dibatasi 15 Liong untuk megikuti acara ini” jelasnya.

Arak-arakan ditutup dengan 250 personil TNI AU yang membawa Liong bermotif batik pemecah Rekor Muri tahun lalu, dengan panjang sekitar 159,4 meter. Lalu karnaval ditutup dengan pesta kembang api. Tutik, salah satu pengunjung berharap acara ini rutin diadakan tiap tahun.“Semoga setiap tahun ada acara ini ya Mbak, karenakan bagus dan bisa jadi tontonan gratis buat masyarakat gitu,” ungkapnya. [Puri Dian Safitri , Rosalina Woro Subektie]

 

budayaimlekkarnavalliongmalioborotionghoayogyakarta
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM