Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

Bahasa dan Sastra dalam Bingkaian Dialog Sastrawan

Mei 1, 2015
Sastrawan Yogyakarta (Mustofa W.Hasyim, Ulfatin Ch, Budi Sardjono) menanggapi persoalan yang dihadapi oleh guru bahasa Indonesia di wilayah Kota Yogyakarta. Acara dialog tersebut dilaksanakan di Pusat Studi Kebudayaan.

Sastrawan Yogyakarta (Mustofa W.Hasyim, Ulfatin Ch, Budi Sardjono) menanggapi persoalan yang dihadapi oleh guru bahasa Indonesia di wilayah Kota Yogyakarta. Acara dialog tersebut dilaksanakan di Pusat Studi Kebudayaan.

Pagi itu, Minggu (26/04), suasana Pusat Studi Kebudayaan (PSK) UGM tampak ramai. Terlihat di antara mereka beberapa sastrawan kawakan, seperti Iman Budhi Santosa, Mustofa W. Hasyim, Ulfatin C.H., dan Budi Sarjono. Mereka berkumpul dalam rangka melakukan diskusi dengan guru-guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia se-Yogyakarta. Diskusi yang bertajuk “Dialog Bahasa dan Sastra Guru Bahasa Indonesia bersama Sastrawan” ini berlangsung mulai pukul 9.30 hingga 12.00. Menurut Dr. Aprinus Salam, M.Hum., selaku Kepala PSK, diskusi ini merupakan diskusi pertama terkait sastra yang diminta secara langsung oleh sastrawan. ”Diskusi antara sastarawan dan guru Bahasa dan Sastra Indonesia dilaksanakan atas inisiatif dari sastrawan yang merasa prihatin dengan kemampuan guru-guru Bahasa dan Sastra Indonesia, serta minimnya minat siswa terhadap sastra,” tutur Aprinus.

Diskusi yang lebih menitikberatkan pada proses berbagi pengalaman mengenai bahasa dan sastra ini dilakukan dengan metode sharing. Diskusi diawali dengan penyampaian kegelisahan para guru selama mengajar bahasa dan sastra. Berdasarkan keterangan dari beberapa guru, mayoritas permasalahan yang mereka alami adalah pengembangan kreativitas. Seorang peserta diskusi yang merupakan guru SMAN 1 Yogyakarta mengatakan bahwa salah satu faktor penghambat kreativitas adalah banyaknya penekanan pada hal-hal yang bersifat teori. “Kami sebagai guru merasa banyak hal yang teoritis yang lebih ditekankan dalam pembelajaran, sehingga sulit untuk menciptakan proses kreatif,” tutur Budi Nugroho, S.Pd.,.

Lebih lanjut, Sri Marlina S.Pd., M.A. selaku guru MA Mu’allimaat, mengatakan bahwa permasalahan lainnya adalah masih dinomorduakannya mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Hal ini terlihat dari kebijakan di berbagai sekolah yang lebih memfokuskan mata pelajaran eksak daripada bahasa. Bahkan di beberapa sekolah, Bahasa dan Sastra Indonesia tidak masuk ke dalam fokus pembelajaran karena dianggap tidak sulit dan sangat mudah meraih nilai tinggi. Salah satu contohnya adalah SMAN 4 Yogyakarta.

Menurut pemaparan Siti Mulyani, S.Pd., M.Hum., guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMAN 4 Yogyakarta, para siswa di sekolah ini tidak terlalu memperhatikan pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal ini karena nilai rata-rata siswa ketika Ujian Nasional telah mencapai A. “Saya berdoa semoga tahun ini, sekolah kami mendapat nilai rata-rata B untuk Bahasa dan Sastra Indonesia agar mata pelajaran ini lebih diperhatikan lagi oleh siswa,” ujarnya.

Menanggapi keluh kesah guru bahasa dan sastra Indonesia, Iman Budhi Santosa mengatakan bahwa menjadi guru merupakan tantangan yang berat. Seorang guru harus lebih mengutamakan kekreatifannya dalam berkreasi ketimbang mengurusi hal-hal yang sifatnya administratif. Selain itu, seorang guru harus mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan Sastra Indonesia. Hal ini menjadi penting mengingat fungsinya sebagai akademisi. “Berbeda dengan para sastrawan yang tidak membutuhkan teori ketika menulis, seorang guru tetap harus mempelajari teori-teorinya,” tambah Iman.

Diskusi yang menjembatani sastrawan dengan guru Bahasa dan Sastra ini terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan tersampaikannya beberapa aspirasi dari para guru mengenai pembelajaran Bahasa dan Sastra serta kreativitas menulis baik guru ataupun siswa. Aprinus mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan diskusi seperti ini akan dilaksanakan kembali.           Mengingat diskusi kali ini hanya sebatas dialog, tujuan yang diharapkan adalah para sastrawan memahami permasalahan yang dialami oleh guru-guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Tak hanya itu, dialog ini juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada akhir diskusi Aprinus mengatakan bahwa PSK sangat terbuka dan bersedia untuk memfasilitasi diskusi yang berkaitan dengan bahasa, sastra, dan juga budaya. “PSK siap untuk mewadahi diskusi dan pertemuan-pertemuan seperti ini,” tutupnya. [Abiyyu,  Juli]

 

dialog bahasa sastradiskusipusat studi kebudayaan
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM