Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABAR

Koran Kooperasi die Tageszeitung

Oktober 3, 2013

Die taz: Sebuah Catatan Harian (1) 

Sampul buku Die taz

Angela Merkel terpilih kembali. Dalam pemilihan umum Jerman akhir September lalu, Merkel dan Partai Demokrat Kristen berhasil meraih 42 persen suara. Hasil ini cukup untuk membawa Merkel sebagai kanselir Jerman untuk kali ketiga. “Fantastis,” kata Merkel.

Merkel terpilih sebagai kanselir kali pertama pada pemilihan umum Jerman 2005. Dia adalah kanselir perempuan pertama bagi Jerman. “It’s a girl!” tulis sebuah harian Jerman, die Tageszeitung, 11 Oktober 2005. Potret Merkel masa kanak-kanak terpampang di halaman depan koran die Tageszeitung.

taz, demikian penyebutan ringkas die Tageszeitung, memang unik dalam mengemas headline. Pada 2005, begitu Joseph Ratzinger terpilih menjadi paus, buletin paling laris di Jerman, Bildzeitung, menulis: “We are the Pope”. taz punya diksi lain. “Oh my God!” pilih taz, 20 April 2005. Pada hari itu, taz mencetak judul depannya sangat mencolok: “Oh, mein Gott!” dalam satu halaman hitam polos.

Kooperasi taz

taz, koran seperti apakah itu? Dari cara memilih diksi dan mengemas headline, tampak koran ini digarap oleh para jurnalis yang memiliki kecerdasan dan gairah tinggi. Yang lain? Yang lain, banyak. Lebih menarik untuk mengetahui yang paling utama.

taz adalah koran pertama di Jerman yang dikelola sebagai sebuah kooperasi. Sampai Maret 2013, harian yang terbit kali pertama pada 17 April 1979 ini kapitalnya dimiliki oleh 12.511 orang. Koran cetak taz, pada 2012, tiap hari ditaksir bisa mencakup sampai 382.000 pembaca. Pencapaian kooperasi taz ini terbilang fantastis.

Sebelumnya, taz pernah berada dalam kondisi sangat buruk hingga hampir bangkrut pada 1991. Sekitar 30 persen stafnya dirumahkan. Momen itulah yang memunculkan inisiatif untuk “menjual koran kepada diri sendiri”. taz menjadi kooperasi sejak 1992.

Die tas

Jörg Magenau, mantan jurnalis taz, menulis tonggak-tonggak sejarah taz dalam buku Die taz: eine Zeitung als Lebensform (2007). Seorang jurnalis Indonesia yang bekerja di salah satu media Jerman, Edith Koesoemawiria, menyadur sebagian buku Die taz dalam bahasa Indonesia. “Buku Die taz adalah karya yang membutuhkan banyak riset,” kata Edith.

Jörg Magenau lahir pada 1961 di Ludwigsburg, Jerman. Semasa kuliah, ia mengambil jurusan filsafat Jerman di Freie Universität, Berlin. Selepas kuliah, ia bekerja sebagai jurnalis di mingguan Freitag, die Wochenpost, dan koran taz pada 1997 hingga 1999. Setelah itu, Magenau pindah ke harian Frankfurter Allgemeine Zeitung hingga 2002.

Perjalanan karier Magenau adalah tren karier jurnalis di Jerman. Mengawali atau mencerap jurnalisme di taz, lalu melanglang ke media dan aktivisme lain. taz memang dikenal melahirkan jurnalis-jurnalis berkualitas. Magenau kini menjadi redaktur majalah Literaturen serta aktif sebagai juri dan moderator acara-acara sastra.

Apa saja yang ditulis Jörg Magenau dalam Die taz? Oleh Gerakan Literasi Indonesia (GLI), bekerjasama dengan Balairung, saduran Die taz akan diterbitkan dalam tujuh seri, mulai besok (4/10) hingga Kamis depan (9/10). Serial ini sekaligus undangan kepada pembaca untuk hadir dalam diskusi tentang taz pada 10 Oktober 2013 pukul 19.00 hingga 22.00 WIB di Djendelo Cafe, Toga Mas Gejayan Lantai 2.

Selamat membaca!

Lubabun Ni’am [Biro Penelitian dan Publikasi GLI]

Die Taz
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Peringatan Hari Perempuan Sedunia 2022 Tuntut Bebaskan Perempuan...

Tuntut Audiensi dan Pencabutan IPL, Aksi untuk Wadas...

Penyintas Kekerasan Tuntut Keadilan Lewat Karya Tulis

Di Balik Kampanye Antitembakau, Industri Farmasi Monopoli Nikotin

Pelarangan Senjata Nuklir Kian Mendesak di Tengah Konflik...

Survei LSI: Masyarakat dan Partai Politik Kompak Menolak...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM