Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua...
Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam...
Kota Batik yang Tenggelam
Titah AW: Jurnalisme Bisa Jadi Kanal Pengetahuan Lokal
Membumikan Ilmu Bumi
Kuasa Kolonial Atas Pangan Lokal
Anis Farikhatin: Guru Kesehatan Reproduksi Butuh Dukungan, Bukan...
Tangan Tak Terlihat di Balik Gerakan Rakyat
Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...
LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

Kalah di Pimnas, UGM Berbenah

Juli 26, 2012
dokumentasi panitia

dokumentasi panitia

 

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXV kembali digelar di kampus UMY pada 9-12 Juli. Dalam Pimnas kali ini, UGM mengirimkan 27 tim yang mewakili tiap kategori PKM  kecuali PKM-GT. Berbeda dengan Pimnas dua tahun sebelumnya, UGM tidak mampu membawa pulang medali emas  dan harus puas duduk di peringkat sembilan. Pimnas sendiri merupakan acara puncak tahunan dari kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang terdiri dari PKM-Teknologi (PKM-T), PKM-Penelitian (PKM-P), PKM-Pengabdian Masyarakat (PKM-M), PKM- Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Karya Cipta (PKM-KC), PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI), dan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT).

Tahun ini, UGM mengirimkan 1404 proposal kepada Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti). Dari jumlah proposal tersebut, terdapat 476 buah yang didanai oleh Dikti. Setelah melalui tahap pengawasan dan evaluasi, jumlah proposal yang berhasil lolos hanya 27 buah. Padahal di Pimnas tahun 2010 UGM mengirimkan 34 tim kemudian meningkat pada 2011 menjadi 39 tim. “Kuantitas dalam kontingen UGM cukup membuat kendur mental para peserta,” tutur Ghifari Yuristiadhi, pendamping Kontingen UGM.

Banyaknya proposal yang ikut Pimnas pun mempengaruhi komposisi di setiap kategori PKM yang dilombakan. Misalnya, ada 49 proposal PKM-KC yang didanai tetapi setelah melalui tahap pengawasan dan evaluasi hanya ada satu yang lolos. “Hal ini membuat peluang UGM untuk menang di masing-masing kategori menjadi berkurang,” ujar Imron Rosadi Surya, peserta Pimnas XXV.

Ditambah lagi, waktu pengumuman lolos Pimnas berbarengan dengan pelaksanaan UAS. “Fokus peserta menjadi terpecah karena tidak mungkin meninggalkan UAS sehingga pembinaan dilakukan pada akhir pekan selama tiga minggu,” kata Imron. Namun, pembinaan itu rupanya tidak cukup efektif sehingga UGM tidak bisa mempertahankan gelar juara umum Pimnas. Berdasarkan pengalaman Ghifari yang mengikuti Pimnas pada tahun 2010 dan 2011, pengumuman Pimnas dilakukan saat libur semester genap. Ia juga menuturkan, terdapat pemusatan latihan selama tiga hari di Kaliurang yang mempererat keterikatan antar tim.

Drs. Haryanto, M.Si selaku Direktur Kemahasiswaan UGM menuturkan perbaikan sistem internal perlu dilakukan agar prestasi UGM di Pimnas membaik. Hal ini penting diusahakan supaya kualitas dan kuantitas mahasiswa yang mengikuti Pimnas meningkat. Dari segi kualitas, mekanisme pengiriman proposal ke Dikti harus melewati penyaringan dari tingkat jurusan sampai universitas. Sedangkan sisi kuantitas dapat diperbaiki dengan cara memfungsikan kembali kelompok studi ilmiah di fakultas masing-masing sehingga aktivitas pengkaderan dapat berlangsung. “UGM perlu berbenah. Harus ada perubahan sistem mulai dari tingkat jurusan hingga universitas,” imbuh Haryanto.

Di samping itu, selama ini aktivitas kemahasiswaan seperti Pimnas mendapat kendala dari bagian akademik. Untuk mengatasinya, kini rektor mengangkat wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan. “Penyatuan ini membuat muara kebijakan akademik dan kemahasiswaan menjadi satu. Langkah ini ditempuh dengan harapan supaya memudahkan mahasiswa dalam berkegiatan,” kata Haryanto. Ia juga berharap fakultas mengikuti kebijakan ini mengingat pergantian dekan dan wakil dekan berlangsung beberapa bulan ke depan. [Nindias Nur Kalika, Linggar Arum Sarasati]

0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua...

Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam...

Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...

LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...

Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik...

Diskusi Buku dan Budaya, Soroti Peran Sastra Melawan...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua Bukan Tanah Kosong

    November 24, 2025
  • Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam Sikapi Diskriminasi

    November 24, 2025
  • Kota Batik yang Tenggelam

    November 21, 2025
  • Titah AW: Jurnalisme Bisa Jadi Kanal Pengetahuan Lokal

    November 21, 2025
  • Membumikan Ilmu Bumi

    November 21, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM