Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABAR

Riak Nada dalam Balutan Pop Jaz

April 11, 2012

Ratusan penonton tampak memadati area GOR UNY pada Sabtu malam (7/4). Riuh-rendah suara seketika terdengar dari penonton yang kebanyakan berusia remaja tersebut. Di beberapa sudut gedung GOR UNY, terlihat antrian penonton yang ingin memasuki area konser musik. Begitu penonton memasuki area konser, suasana gelap langsung menyergap. Tepat di tengah area gedung, berdiri sebuah panggung besar lengkap dengan efek pencahayaannya yang memikat mata.

Konser malam itu pun dimulai ketika sekelompok anak muda yang tergabung ke dalam band Boarding Room melantunkan iringan musik. Selain Boarding Room, band Jogja lainnya seperti Javablanca dan Koala turut tampil di perhelatan konser ini. Aliran musik ­pop-jazz yang terdengar dari lagu yang dimainkan oleh ketiga band pembuka mampu membuat penonton terhanyut.

Semarak konser semakin terasa sewaktu pembawa acara menyebutkan nama salah satu bintang utama konser. Suara penonton yang memanggil nama bintang utama konser tersebut langsung memenuhi gedung konser. Tidak lama setelah itu, di atas panggung, muncul sesosok wanita berambut panjang yang dengan semangat menyapa penonton. Raisa, begitu dirinya akrab dipanggil, terlihat antusias dan segera melemparkan senyuman pada seluruh penggemarnya yang datang malam itu.

Selama satu jam, Raisa menghibur penonton lewat nyanyian lagu-lagu miliknya seperti Apalah (Arti Menunggu) dan Could It Be. Di tengah-tengah pertunjukan, Raisa sempat mengungkapkan kegembiraannya dapat tampil bernyanyi pertama kali di Jogja. Oleh karena antusiasme penonton, Raisa sempat merekam suasana konser dengan dimana semua penonton dengan lantang menyanyikan lagu yang sedang ia bawakan. Interaksi penonton dengan Raisa terus berlangsung melalui lagu yang dinyanyikannya, menjadikan suasana konser terasa hidup.

Cuplikan konser di atas merupakan acara yang diselenggarakan oleh  Keluarga Mahasiswa (KM) FKG UGM. Konser bertajuk “Ultrasounique” tersebut menjadi acara puncak rangkaian kegiatan dari program kerja Departemen Pengabdian Masyarakat dan Departemen Pengembangan Minat dan Bakat KM FKG UGM. Menurut Widani Suryanata, ketua panitia konser ini, tema “Ultrasounique” terinspirasi dari alat ultrasonic scaler yang kerap digunakan untuk membersihkan karang gigi. “Nama alat ultrasonic scaler dipilih menjadi tema karena lekat dengan unsur kedokteran gigi. Di samping itu, alat ini berbeda dari yang lain. Supaya terdengar menarik, namanya diubah menjadi ultrasounique,” tambah Winadi.

Tepat pukul 22.05 WIB, penonton kembali dimanjakan oleh penampilan Rayi, Asta, dan Nino. Dengan tempo musik yang serba cepat, ketiga pemuda yang tergabung dalam RAN ini  mampu membuat penonton tetap bersemangat menyaksikan konser. Asta, Nino, dan Rayi terlihat begitu energik menghibur penonton. Di tengah penampilannya, Asta dan Nino menarik seorang wanita dari kursi penonton untuk naik ke atas panggung. Pada saat itu, alunan musik lagu Ratu Lebah mulai terdengar. Di penghujung acara, RAN dan Raisa berduet menyanyikan lagu Kulakukan Semua Untukmu yang dahulu dipopulerkan Fathur dan Nadila. Ketika Nino menyanyikan lirik pertama lagu tersebut, penonton seketika ikut bernyanyi bersama. Hal yang sama juga terjadi saat Raisa juga Rayi melantunkan lagu tersebut. Penonton lagi-lagi tenggelam mengikuti musik dari lagu penutup konser malam itu.

Lukman Alfarizi Pratama, Ketua Departemen Pengembangan Minat dan Bakat KM FKG UGM, berpendapat bahwa konser ini diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi kepada mahasiswa. “Ultrasounique merupakan bentuk apresiasi kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensinya sebagai event organizer,” ujarnya. Dengan begitu, Lukman berharap mahasiswa bisa melatih soft skill sehingga pikiran mahasiswa menjadi lebih luas. Hal senada juga diungkapkan oleh Winadi. Winadi menganggap konser “Ultrasounique” adalah tempat dimana para panitia bisa belajar. “Konser ini dibikin untuk melatih jiwa usahawan  mahasiswa. Jadi kami belajar di sini,” tuturnya.

Pemilihan Raisa dan RAN, menurut Winadi, dilandasi oleh pertimbangan tertentu. “Kami mencari bintang utama yang berjiwa muda dan lagunya enak didengar. Setelah berdiskusi, muncullah ide untuk menampilkan RAN dan Raisa,” terang Winadi. Ia melanjutkan, band pembuka turut diseleksi agar terjalin keselarasan musik selama konser. “Aliran musik band pembuka harus pop jaz supaya cocok dengan aliran musik bintang utama konser,” tegas Winadi.

Konser yang berlangsung lebih dari tiga jam tersebut terbukti mampu menghibur penonton. Menurut Gareza Alfathan, siswa SMA Negeri 4 Yogyakarta, konser musik malam itu menarik. “RAN dan Raisanya juga sempat duet jadi terlihat variatif,” ujar Gareza. Pandapat lain juga dilontarkan Audita Amalia dari SMA Negeri 2 Yogyakarta. “Pengisi acaranya bagus-bagus. Tema band pembuka dengan RAN dan Raisa-nya cocok, jadi pas banget,” katanya selepas menonton konser.[Nindias Nur Khalika, Luthfi Fatchur Rochman]

 

balairungBPPMFKGkonserugmultrasounique
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Di Balik Kampanye Antitembakau, Industri Farmasi Monopoli Nikotin

Pelarangan Senjata Nuklir Kian Mendesak di Tengah Konflik...

Survei LSI: Masyarakat dan Partai Politik Kompak Menolak...

Peringatan Hari Perempuan Sedunia 2022 Tuntut Bebaskan Perempuan...

Tuntut Audiensi dan Pencabutan IPL, Aksi untuk Wadas...

Penyintas Kekerasan Tuntut Keadilan Lewat Karya Tulis

Di Balik Kampanye Antitembakau, Industri Farmasi Monopoli Nikotin

Pelarangan Senjata Nuklir Kian Mendesak di Tengah Konflik...

Survei LSI: Masyarakat dan Partai Politik Kompak Menolak...

Peringatan Hari Perempuan Sedunia 2022 Tuntut Bebaskan Perempuan...

Tuntut Audiensi dan Pencabutan IPL, Aksi untuk Wadas...

Penyintas Kekerasan Tuntut Keadilan Lewat Karya Tulis

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM