Sabtu (17/3), puluhan orang berkerumun di area Jalan Sosio Yustisia, UGM. Sebuah pohon besar di Fakultas Hukum roboh menimpa dua orang pengendara jalan. Salah satu korban, Djali Santoso, perawat RS Bethesda, mengaku tidak menyangka akan mengalami kecelakaan ini. āPukul 15.15 WIB saya baru saja melajukan mobil Livina Nissan hitam dari arah selatan dan mobil saya tiba-tiba tertimpa pohon besar,ā tuturnya.
Menurut Tri Wulandari, petugas SKKK pusat yang tengah berjaga di sekitar lokasi kejadian, ini memang peristiwa yang agak langka. Hal senada juga disampaikan Aryadi, Humas Merapi Lowo Rescue, saksi mata. āMemang agak aneh jika tidak ada angin maupun hujan, tiba-tiba pohon tumbang begitu saja,ā katanya sambil menentengĀ walkie talkieĀ di tangan kiri.
Korban lain, Siro Julaili, mahasiswa Vokasi klaster MIPA, merasa sedih atas kejadian ini. Sepeda motor Supra Fit yang dikendarainya dari arah kos menuju Lapangan Futsal ringsek setelah tertindih sempalan pohon tumbang.
Hingga berita ini diturunkan, beberapa orang dari Komunitas Pareanom, SKKK UGM, dan satuan Merapi Lowo Rescue masih berupaya memindahkan pohon yang praktis menghalangi jalan itu. āKami langsung spontan ābergerakā begitu mendengar kabar kecelakaan ini,ā ujarnya. Beberapa alat baik golok, gergaji, dan tali digunakan untuk memindahkan pohon itu.
āUntung tidak ada korban meninggal,ā terang Dedi, anggota Polsek Bulaksumur. Ia menjelaskan, kedua korban langsung sigap menyelamatkan diri masing-masing begitu kendaraannya tertimpa pohon. āPaling hanya kerusakan kendaraan saja,ā tambahnya. Ketika ditanya tentang pertanggungjawaban, Dedi belum bisa memberikan keterangan. āSecara teknis, bisa jadi pertanggungjawaban dilimpahkan ke pihak UGM karena pohon tersebut merupakan aset kampus biruini. Namun kami masih akan meneliti kasus ini lebih lanjut,ā tuturnya. Siro Julaili menyatakan akan meminta ganti rugi ke UGM terkait kecelakaan yang menimpanya. āHarapan saya, seandainya bisa, UGM bersedia memberikan ganti rugi,ā tutupnya. (Purnama Ayu Rizky)