Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...
Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!
Polisi Tidur
Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil
Partisipasi Publik Makin Terbatas, Ruang Sipil Kena Imbas
Demonstrasi di Mapolda DIY, Gas Air Mata Penuhi...
Jerit Masyarakat Adat Papua dalam Jerat Kerja Paksa...
Konservasi yang Tak Manusiawi
Anggaran Serampangan
Diskusi Serikat Pekerja Kampus, Soroti Ketidakjelasan Proses Etik...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

Indonesia Tanpa Korupsi sebagai Refleksi Kemerdekaan

Agustus 24, 2015
@dokumentasipanitia

@dokumentasipanitia

“Tujuh puluh tahun Indonesia merdeka, tapi belum merdeka dari korupsi,” ucap Wasingatu Zakiyah, Direktur Eksukutif Institute of Development Economic Analysis (IDEA), memulai diskusi siang itu (20/08). Zakiyah pun menambahkan bahwa warga adalah korban pertama dari korupsi. Diskusi yang bertemakan “Merdeka dari Korupsi: Kuatkan Warga, Kuatkan KPK, dan Cari Pimpinan KPK yang Berani” ini, bertempat di Foodpark Lembah UGM.

Diskusi yang diinisiasi oleh Perkumpulan IDEA dan Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi ini, menghadirkan tiga tokoh aktif dalam dunia pemberantasan korupsi. Mereka adalah Bambang Widjojanto (Pimpinan KPK non aktif), Dra. Yuliani Putri Sunardi (Sekretaris Persatuan Orang Tua Peduli Pendidikan (Sarang Lidi)), dan Mohammad Gudono (Ketua Komite Audit UGM dan salah satu calon pimpinan KPK dari Jogja). Diskusi ini diikuti oleh beberapa komunitas di Jogja seperti Satgas Muda Anti korupsi, Komunitas Warga Berdaya, dan Saluran Informasi Akar Rumput Jogja, dan Sarang Lidi.

Dalam diskusi ini, Yuliani menceritakan tentang pengalamannya dalam melawan korupsi di dunia pendidikan. Hal ini bermula dari sakit hatinya yang disebabkan oleh tindakan korupsi guru-guru dan kepala sekolah yang seharusya menjadi contoh bagi peserta didiknya.  Ia menyampaikan bahwa ia pernah melaporkan beberapa kasus korupsi yang terjadi di sekolah. Namun dari semua kasus yang dilaporkannya, hanya satu yang sampai proses pemidanaan dan yang lainnya berakhir nihil. “Saya lapor ke Tipikor dan Polda tapi pada akhirnya mentok doang di sana,” tuturnya.

Gudono menjelaskan bahwa penanganan kasus korupsi sebaiknya menggunakan sistem seperti yang dilakukan perusahaan taksi Blue Bird. Dalam sistem taksi Blue Bird, semua supir taksi harus menyetor uang sesuai dengan jumlah pendapat per argo. Namun, supir taksi masih dapat bertindak curang dengan tidak menggunakan argo. Meski demikian, perusahaan taksi Blue Bird memiliki cara untuk mengatasinya dengan pemberian penghargaan. Perhargaan itu diberikan  kepada supir yang menemukan supir taksi Blue Bird yang lampu taksinya tidak menyala tetapi terdapat penumpang di dalamnya. “Istilahnya adalah peniup peluit,” ucap Gudono. Ia pun menambahkan, meski cara  tersebut tidak dapat menghilangkan kasus korupsi seratus persen, namun setidaknya bisa mengurangi.

Bambang, sebagai seorang yang pernah menjadi pimpinan KPK, ikut memberikan pendapatnya. Ia menyampaikan bahwa proklamasi berarti membebaskan diri dari kekuasaan absolut, dimana kekuasaan absolut sudah pasti korup. Bambang memberikan solusi dalam mengatasi kasus korupsi, yaitu dengan kebijakan cutting off. Kebijakan ini dilakukan dengan membebaskan koruptor yang mengembalikan uang korupnya.

Selain kebijakan cutting off, ia juga menawarkan kebijakan pemberian penghargaan seperti yang disampaikan oleh Gudono. Hal ini bisa medorong masyarakat untuk berani membeberkan kasus korupsi di lingkungannya. Bahkan para mantan pelaku koruptor juga akan terdorong untuk memburu para pelaku korupsi lainnya. “Sehingga bisa terwujud kontrol korupsi yang masif,” tambah Bambang. Ia pun menambahkan bahwa kasus korupsi layaknya pelacuran yang sampai kapan pun tidak akan pernah hilang. Namun dengan kontrol yang masif, bisa mengurangi korupsi yang sejak zaman VOC telah ada meracuni negeri ini. [Sitti Rahmania]

 

jogjaKorupsiKPKugm
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...

Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

Partisipasi Publik Makin Terbatas, Ruang Sipil Kena Imbas

Demonstrasi di Mapolda DIY, Gas Air Mata Penuhi...

Jerit Masyarakat Adat Papua dalam Jerat Kerja Paksa...

Diskusi Serikat Pekerja Kampus, Soroti Ketidakjelasan Proses Etik...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan Massa

    September 15, 2025
  • Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!

    September 9, 2025
  • Polisi Tidur

    September 6, 2025
  • Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

    September 5, 2025
  • Partisipasi Publik Makin Terbatas, Ruang Sipil Kena Imbas

    September 3, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM