Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Episode-Episode Perjalanan
SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...
Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi
Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung
Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...
Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi
Ruang-Ruang Untuk Kami dan Puisi-Puisi Lainnya
Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah
BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...
Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

September 5, 2025

©Arfa/Bal

Di bawah terik matahari siang, massa aksi Jogja Memanggil: Maklumat Rakyat memenuhi  Bundaran UGM, Senin (1/9). Aksi damai yang dihadiri berbagai elemen masyarakat ini menyerukan 18 poin tuntutan. Bagi massa, aksi ini tak sekadar menyampaikan aspirasi, tetapi juga menunjukkan bahwa solidaritas sesama warga itu nyata di tengah ruang publik. “Kami hadir ngasih psychological impact sebagai ibu,” ungkap Gerna, salah satu Relawan Ibu Berisik. 

Salah satu partisipan dalam aksi demonstrasi, yakni komunitas relawan Ibu Berisik yang turut membentangkan berbagai atribut demo. Ibu Berisik memasuki area aksi sambil membentangkan spanduk bertuliskan “Doa Ibu Jadi Restu” dan “Jangan Telat Makan, Ya!”. Mayoritas anggotanya adalah ibu rumah tangga yang menyediakan makanan dan minuman gratis bagi massa aksi. Tidak jauh dari pusat  kerumunan, mereka mendirikan posko logistik dan medis. “Ada nasi cokot, yang laper makan dulu,” teriak Gerna. 

Di kerumunan yang lain, terlihat pula beberapa relawan berseragam hijau dengan rompi hitam dan handy talky yang tergenggam. Mereka adalah bagian dari LRB-MDMC (Lembaga Resiliensi Bencana-Muhammadiyah Disaster Management Center).  Mereka mengerahkan 50 anggota terjun ke lapangan untuk menyediakan bantuan medis bagi massa aksi. “Kami memastikan kondisi untuk dilaporkan ke BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah-red], juga menyiapkan tim medis di beberapa titik,” ujar Andika, salah satu relawan MDMC.

Lebih lanjut, ada pula Tim Anti Kekerasan Seksual yang berfokus mencegah potensi kekerasan seksual di lapangan. Relawan tersebut berasal dari Samsara dan Rifka Annisa Woman’s Crisis Center, dan  masyarakat umum. “Ini belajar dari aksi-aksi sebelumnya di mana muncul aduan pelecehan secara verbal atau fisik,” tegas Ika, salah seorang  anggota dari Samsara. 

Di samping 18 tuntutan utama, para relawan juga membawa isu spesifik sesuai peran mereka. Ibu Berisik lebih menekankan untuk menghapus program Makan Bergizi Gratis (MBG) karena dinilai mengkhawatirkan akibat banyaknya kasus keracunan dalam realisasi MBG saat ini. Gerna khawatir, jika MBG itu diterima oleh anaknya malah akan membahayakan kesehatan dan kenyataannya malah memiskinkan masyarakat. “Jadi anaknya dapat makan siang gratis dan yang sebenernya nggak bergizi dan nggak gratis, kita musti bayar pake pajak kita,” imbuh Gerna. 

Sementara itu,  Ika menekankan pentingnya  untuk melakukan reformasi POLRI dan pemangkasan anggaran tunjangan DPR. Dalam pandangannya, reformasi POLRI memiliki kaitan erat dengan penanganan kasus kekerasan seksual yang kerap kali korban malah dikriminalisasi. Selain itu, Ika juga mengungkapkan kemarahannya terhadap alokasi anggaran untuk tunjangan anggota DPR yang dampak kinerjanya masih kabur bagi masyarakat. Ika menambahkan, “padahal banyak sekali yang harus diutamakan, [misalnya-red] anggaran penanganan kekerasan yang selama ini tidak banyak muncul karena ketidakpercayaan publik [akibat dana yang kurang-red].” 

Aksi damai ini mendapatkan respon positif dari  para relawan yang hadir. Apresiasi penuh diberikan oleh Ika terhadap aksi damai. Sebagai bagian dari masyarakat, ia sangat bangga dengan respon warga Yogyakarta dalam menyikapi permasalahan sekaligus sangat menyayangkan tindakan aparat dalam mengamankan demonstrasi pada aksi di Polda sebelumnya. Andika menyatakan aksi ini sebagai langkah positif untuk masyarakat dapat menyuarakan keresahannya terdapat situasi saat ini. “Harapannya, yang disampaikan masyarakat dapat didengar pemerintah dan menjadi bahan evaluasi untuk kebijakan-kebijakan di masa yang akan datang,” imbuhnya. 

Sepanjang berjalannya aksi, keberadaan relawan tak luput dari perhatian massa aksi. Dio, salah satu massa, mengungkapkan bantuan fisik yang diberikan oleh relawan sangat membantu berjalannya aksi. Baginya, bantuan tersebut tidak hanya sebatas barang tetapi juga mengandung dukungan emosional yang menguatkan solidaritas massa aksi. Dio menekankan bahwa dukungan dari para relawan memberikan perasaan positif sekaligus semangat untuk terus berjuang. “Atau kaya akhirnya kita tahu apa yang kita perjuangin ya orang-orang kaya mereka gitu sih,”  ucap Dio. 

Kepedihan atas jatuhnya korban dalam aksi sebelumnya juga masih membekas. Bagi Dio, insiden tersebut meninggalkan kesedihan yang berlapis. Hal ini meliputi kesedihannya atas kehilangan nyawa sekaligus penanganan yang tidak bisa diandalkan. Keprihatinan juga diutarakan oleh Ika akibat proses pengamanan aparat yang tidak terarah, sehingga nyawa seorang harus terenggut. Hal senada disampaikan Andika yang berharap keadilan ditegakkan dan tragedi serupa tidak terulang. “Karena balik lagi bahwasanya temen-temen punya hak yang sama untuk melanjutkan hidup,” tambah Andika.

Penulis: Falinkha Varally dan Muhammad Muflihun
Penyunting: Galih Akhdi Winata

2
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...

Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...

Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah

BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...

Partisipasi Publik Makin Terbatas, Ruang Sipil Kena Imbas

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Episode-Episode Perjalanan

    Oktober 16, 2025
  • SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di Magelang

    Oktober 12, 2025
  • Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi

    Oktober 12, 2025
  • Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung

    Oktober 8, 2025
  • Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas Nusakambangan

    September 30, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM