Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Perayaan dan Perlawanan Perempuan Mahardika di Panggung Merdeka...
Kampus Kelabu bagi Perempuan
Diskusi Proyek Penulisan Sejarah Resmi, Soroti Ketiadaan Peran...
Sisi Lain Makanan Tradisional dalam Buku Sepinggan Indonesia
Warga Pesisir Semarang dalam Getir Tata Kelola Air
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

Perayaan dan Perlawanan Perempuan Mahardika di Panggung Merdeka 100%

Agustus 18, 2025

“Panggung Merdeka 100% bukan sekadar acara, ini adalah ruang perlawanan simbolik dan nyata dari kelompok-kelompok yang selama ini diabaikan,” ungkap Andini saat konferensi pers acara Panggung Merdeka 100%. Digelar secara daring pada Jumat (15-08), konferensi pers ini memberi informasi mengenai pelaksanaan acara Panggung Merdeka 100% yang diinisiasi oleh Komunitas Perempuan Mahardhika. Forum Konferensi Pers ini diisi oleh rekan-rekan Perempuan Mahardhika, yakni Andini selaku moderator, Mutiara Ika Pratiwi selaku Ketua, Ajeng Anggraini selaku Sekretaris nasional, Afifah selaku divisi pendidikan, Ilmi Khoerunnisa sebagai ketua pelaksana Panggung Merdeka 100%, dan beberapa rekan koordinator di beberapa wilayah di Indonesia.

Acara Panggung Merdeka 100% ini dilaksanakan pada Minggu (17-08) di Gedung LBH Jakarta pukul 11:00 hingga pukul 22:00. Ilmi menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan acara yang diselenggarakan, diantaranya; diskusi, pameran arsip sejarah gerakan perempuan, panggung musik perlawanan, hingga ekspresi seni perlawanan. 

Di awal konferensi pers, Ika menuturkan, hadirnya Panggung Merdeka sebagai momentum dalam memperingati delapan dekade kemerdekaan Indonesia. “Tema yang kami angkat adalah ‘Merebut Kembali Arah Politik Indonesia Bebas dari Eksploitasi, Kekerasan, dan Kemiskinan’,” tuturnya. Ika melanjutkan, Panggung Merdeka dapat menjadi ruang alternatif dari tema perayaan kemerdekaan yang tidak mencerminkan kondisi yang tengah dihadapi rakyat. 

Salah satu persoalan yang Ika soroti dan menjadi fokus Panggung Merdeka adalah kebijakan penambahan dan penguatan struktur militer ke ranah sipil. Alih-alih mempercepat pembangunan seperti yang dinarasikan pemerintah, Ika melihat wacana ini justru memperkuat intimidasi dan kekerasan pada rakyat. “Kita melihat bahwa situasi ini nyata sekali akan menempatkan demokrasi di Indonesia ini semakin dalam ancaman,” tuturnya.   

Selain persoalan militerisme, Afifah menyebut Panggung Merdeka juga akan berfokus pada masalah lapangan pekerjaan dan politik lingkungan. Kosongnya janji lapangan pekerjaan, PHK massal, dan kondisi ekonomi yang memburuk, bagi Afifah, jadi cerminan kondisi lapangan pekerjaan hari-hari ini. Ia juga menerangkan bahwa isu lingkungan selalu berkelindan dengan isu-isu sosial sehingga ia mendesak perjuangan alternatif dalam penyelesaian isu ini. “Kita bisa merumuskan dan mengkonsolidasikan bagaimana kita menuju ke alternatif Indonesia, alternatif dunia, yang memang bisa mencerminkan kedaulatan, mencerminkan kesejahteraan, dan mencerminkan Indonesia maju,” serunya. 

Bagi Afifah, beragamnya isu yang diangkat dalam Panggung Merdeka ini menjadi gambaran alternatif politik dengan menghubungkan beragam isu untuk diperjuangkan. Baginya, gerakan sosial dari rakyat berperan penting untuk menghadirkan alternatif politik di luar kebijakan yang dilakukan pemerintah. “Kita ingin menunjukkan bahwa posisi-posisi alternatif melawan rezim hari ini itu masih memungkinkan dan layak,” tuturnya.

Sependapat soal posisi alternatif dari rakyat, Ajeng juga menekankan, bahwa kemerdekaan adalah panggung untuk rakyat, bukan milik elit. Menurutnya, kehadiran Panggung Merdeka 100% ini menjadi ruang bagi rakyat untuk memperingati kemerdekaan dalam versi sesungguhnya. “Kemerdekaan adalah milik rakyat, dirayakan oleh rakyat, diingatkan oleh rakyat,” tegasnya.

Melalui posisi politik feminisme dan anti-kapitalisme Perempuan Mahardika, Ajeng berharap adanya Panggung Merdeka dapat membawa para audiens terus mempertanyakan dan mengonseptualisasikan ulang bentuk dunia yang ideal. Ia melihat, munculnya ketakutan kala membayangkan dunia yang ideal merupakan imbas dari represi oleh sistem sosial-politik hari ini. “Jadi kita berharap kita menjadi ruang alternatif untuk membayangkan dunia yang sesungguh-sungguhnya adil,” tegas Ajeng.

Penulis: Tafrihatu Zaidan
Penyunting: Aghli Maula

0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Diskusi Proyek Penulisan Sejarah Resmi, Soroti Ketiadaan Peran...

Sisi Lain Makanan Tradisional dalam Buku Sepinggan Indonesia

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Perayaan dan Perlawanan Perempuan Mahardika di Panggung Merdeka 100%

    Agustus 18, 2025
  • Kampus Kelabu bagi Perempuan

    Agustus 9, 2025
  • Diskusi Proyek Penulisan Sejarah Resmi, Soroti Ketiadaan Peran Masyarakat

    Juli 21, 2025
  • Sisi Lain Makanan Tradisional dalam Buku Sepinggan Indonesia

    Juli 20, 2025
  • Warga Pesisir Semarang dalam Getir Tata Kelola Air

    Juni 30, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM