Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!
Polisi Tidur
Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil
Partisipasi Publik Makin Terbatas, Ruang Sipil Kena Imbas
Demonstrasi di Mapolda DIY, Gas Air Mata Penuhi...
Jerit Masyarakat Adat Papua dalam Jerat Kerja Paksa...
Konservasi yang Tak Manusiawi
Anggaran Serampangan
Diskusi Serikat Pekerja Kampus, Soroti Ketidakjelasan Proses Etik...
Perayaan dan Perlawanan Perempuan Mahardika di Panggung Merdeka...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
ANALEKTAKABAR

Api, Blokade, dan Gas Air Mata di Jakarta

Oktober 10, 2020

©Rizky/Bal

©Rizky/Bal

©Rizky/Bal

©Rizky/Bal

©Rizky/Bal

©Rizky/Bal

Ribuan massa aksi yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat sipil memadati Patung Kuda, Jakarta, pada Kamis (8-10) untuk melangsungkan aksi tolak UU Cipta Kerja (Ciptaker). Aksi penolakan UU Ciptaker di Jakarta tidak hanya berlangsung di Patung Kuda saja. Massa aksi terpecah di beberapa titik, di antaranya Patung Kuda, Tugu Tani, Pasar Senen, Harmoni, dan Bundaran Hotel Indonesia. Hal ini disebabkan karena berbagai akses menuju lokasi utama aksi, yakni Istana Merdeka telah diblokade oleh polisi. Nyanyian, yel-yel, dan orasi terus terdengar siang itu.

Polisi memblokade jalan dengan memasang kawat berduri, berdiri berbaris menggunakan tameng, dan menyiagakan mobil water cannon. Sekitar pukul 14.00 WIB, massa aksi di garis depan mulai bergerak mendatangi blokade polisi. Di tengah teriakan orasi dan yel-yel, tiba-tiba polisi mulai menembakkan gas air mata ke arah massa aksi. Massa aksi terpecah, beberapa terkulai hingga harus digotong oleh massa aksi lain. Sebagian massa aksi berlarian ke Jalan Budi Kemulyaan III, sebagian ke arah timur menuju Tugu Tani, sebagian mundur ke bundaran Air Mancur Thamrin. Setelahnya, berturut-turut massa aksi dan polisi saling balas serangan. Massa aksi bersenjatakan botol dan batu, sementara polisi dengan gas air mata, tongkat pemukul, dan water cannon.

Tindak represif polisi membuat massa aksi kesal. Pos Polisi Patung Kuda dan pembatas jalan di sekitar Air Mancur Thamrin dibakar massa aksi. Asap hitam mengepul ke udara, bercampur dengan gas air mata yang terus ditembakkan polisi. Halte Transjakarta BI, Sarinah, Bundaran HI, dan Thamrin juga terbakar. Setelah terus saling balas serangan, massa aksi terpukul mundur ke Jalan M. H. Thamrin. Di sana, secara mendadak, rombongan polisi mengepung massa aksi dari Jalan Kebon Sirih. Gas air mata kembali ditembakkan. Massa aksi langsung berlarian ke Jalan H. Agus Salim.

Sekitar pukul 17.00 WIB, massa aksi di Jalan H. Agus Salim bergabung dengan massa aksi yang berada di perempatan KH. Wahid Hasyim. Dari situ, massa aksi bergabung dengan massa aksi lain yang berada di perempatan Sarinah. Situasi mereda ketika beberapa massa aksi dan polisi mulai berdialog. Sekitar pukul 17.30 WIB, massa aksi mulai membubarkan diri. Beberapa massa aksi yang kelelahan terlihat duduk di pinggir jalan. Polisi juga ikut beristirahat dan berhenti membentuk blokade. Beberapa massa aksi menggunakan kesempatan ini untuk berfoto di depan barikade polisi.

Foto oleh Rizky Ramadhika
Kurator: Ananta Widi Rayhan
Reporter: Alfredo Putrawidjoyo dan Alysia Noorma Dani
Teks: Harits Naufal Arrazie
Penyunting: Rizal Zulfiqri

aksi massapolisi represifTolak UU Cipta Kerja
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Ekspresi Ruang dan Waktu di ARTJOG 2024

Penutupan TPST Piyungan Mengakibatkan Jalanan Penuh Sampah

Nyaman Kita adalah Luka Mereka

Gunungan Hasil Bumi dan 17 Tahun Perjuangan Warga...

Bangunan Sebagian Kawasan Kerohanian

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!

    September 9, 2025
  • Polisi Tidur

    September 6, 2025
  • Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

    September 5, 2025
  • Partisipasi Publik Makin Terbatas, Ruang Sipil Kena Imbas

    September 3, 2025
  • Demonstrasi di Mapolda DIY, Gas Air Mata Penuhi Pemukiman Warga

    September 2, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM