Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...
Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!
Polisi Tidur
Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil
Partisipasi Publik Makin Terbatas, Ruang Sipil Kena Imbas
Demonstrasi di Mapolda DIY, Gas Air Mata Penuhi...
Jerit Masyarakat Adat Papua dalam Jerat Kerja Paksa...
Konservasi yang Tak Manusiawi
Anggaran Serampangan
Diskusi Serikat Pekerja Kampus, Soroti Ketidakjelasan Proses Etik...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KONTRIBUSIKontribusi: Covid-19SASTRA

Puisi-Puisi Maulana Marquez

Mei 22, 2020

Arah

Tentang virus yang menerpa dunia
Tentang cerita beruraikan air mata
Para pekerja di-PHK
Para perantau tak pulang ke keluarga

Pada arah tak tentu
Hidup membatu, menuai pilu;
Hidup berani, menuai sorak sorai
Kemudian, pilihlah sesuai arahmu

 

Bayang

Bayang virus menghantui
Perlu istirahat dengan menepi
Meski hati ingin kembali
Namun harus tetap jaga diri

Pandemi, aku tak tahu kapan engkau pergi
Kuharap, sedih segera tanggal
Lalu, bahagia tinggal
Kuharap, semua akan baik-baik saja

 

Jalanan

Kayu dibakar api terhasil abu
Lelah dibakar matahari terhasil pundi
Kerja di jalan kadang abai kesehatan
Yang penting, uang sampai di tangan

Sinarnya yang terik tak melemaskan usaha
Keringatnya yang bercucur tak mengapa
Hidup sekali dibuat sederhana
Hingga saat pandemi ada tetap bersikap biasa

 

Kerja

Pada masa pandemi
Ada yang tetap berusaha untuk menafkahi
Dengan usaha pantang menyerah
Yang lelahnya tak bisa aku bantah

Walau hidup terus berputar
Usaha mereka tidak memudar
Laksana kayu yang dibakar
Tetap berkobar meski tak pasti kabar

 

Pandemi Januari

Makhluk kecil menyebar ke penjuru bumi
Keseharian yang ramai, sekarang sepi
Angan tentang kesenangan di luar sembari berkelakar
Sirna bagai kuntum bunga yang layu setelah mekar

Aku tak tahu kapan ini akan berakhir
Yang penting aku tetap sabar dengan takdir
Kuharap segera membaik
Lalu, hidup bisa kembali tanpa pelik

 

Kontributor: Maulana Marquez

Tulisan ini merupakan kontribusi dalam “Berbagi dalam Pandemi”, sebuah proyek penggalangan dana untuk pihak terdampak COVID-19. Proyek ini merupakan kerja sama dengan Clapeyron dan BPPM Equilibrium dan tulisan-tulisan kontribusi lainnya dapat dibaca dengan mengunjungi situs tersebut.

COVID-19
1
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Rumah Api

Jejak Tan dan Puisi-Puisi Lainnya

Kota Kata

Cita-Cita Karima

Surat Pengadilan

Repih dan Puisi-Puisi Lainnya

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan Massa

    September 15, 2025
  • Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!

    September 9, 2025
  • Polisi Tidur

    September 6, 2025
  • Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

    September 5, 2025
  • Partisipasi Publik Makin Terbatas, Ruang Sipil Kena Imbas

    September 3, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM