Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
ALMAMATERKILAS

Seniman Mewarnai Aksi di Gejayan

Oktober 1, 2019

©Thalia/BAL

Senin (30-9) sejumlah elemen masyarakat yang mengatasnamakan Aliansi Rakyat Bergerak kembali melakukan aksi Gejayan Memanggil. Kali ini sebelum melakukan longmars massa berkumpul di dua titik kumpul yaitu UIN Sunan Kalijaga dan UGM. Massa kemudian melakukan longmars menuju Pertigaan Gejayan. Berbeda dengan massa aksi minggu lalu, massa aksi kali ini berasal dari kalangan yang beragam, mulai dari pelajar, masyarakat umum, penyandang disabilitas, petani, dan seniman.

Keterlibatan seniman dalam Gejayan Memanggil kali ini memberi warna tersendiri. Salah satu yang memberi warna dalam aksi tersebut adalah lukisan besar yang menutupi baliko di Pertigaan Gejayan. Terbentang dari atas ke bawah, lukisan yang sarat kritik tersebut menggambarkan manusia berpakaian jas berkepala tikus yang terbelenggu. Lukisan tersebut juga berisi  “Remukkan koruptor musuh rakyat” dan “Demokrasi dikebiri”.

Setelah serangkaian orasi dari elemen masyarakat di titik aksi pertigaan Kolombo, salah seorang seniman Jogja turut menyumbang lagu “Kebyar-Kebyar”. Dengan diiringi gitar, massa ikut menyanyikan lagu yang diciptakan oleh Gombloh. Di akhir lagu, seniman tersebut ikut menyemangati massa aksi. “Hidup rakyat! Hidup mahasiswa! Hidup manusia!” tutupnya.

Tidak lama kemudian, panggung pertigaan Kolombo kembali riuh dengan sorakan massa aksi. Danto dari Sisir Tanah yang pada aksi sebelumnya juga hadir turut menyumbang satu lagu berjudul “Lagu Hidup”. “Jika orang-orang serakah datang, harus dihadang, harus berani, harus berani,” sepenggal liriknya yang kemudian dinyanyikan bersama oleh massa aksi.

Di penghujung aksi, kelompok yang menamakan diri Komunitas Seniman Selatan melakukan tari-tarian diiringi alat musik tradisional seperti bonang, rebana, tarompet dan lain-lain. Membawa lebih dari dua puluh massa, Komunitas Seniman Selatan menggunakan pakaian dan properti nyentrik seperti topeng babi dan rubah. Selain itu, komunitas ini juga melakukan aksi teatrikal seperti membungkus orang dengan kresek dan mandi di jalan sebagai bentuk satir dari apa yang terjadi hari ini.

Haskal, salah satu orang yang melakukan aksi teatrikal mengungkapkan bahwa apa yang dibawa oleh kelompoknya merupakan ragam baru. Menurutnya dalam menggambarkan persoalan saat ini diperlukan cara-cara yang kreatif. “Kami merespon dengan hal yang kami miliki, ada variasi baru,” tuturnya. Simbol-simbol satir yang diperagakan oleh kelompoknya juga merupakan tanggapan atas kondisi sosial politik terbaru. “Penggambaran satir tersebut merupakan realita keadaan belakangan ini bahwa kita direpresi,” pungkasnya.

Penulis: Ayu Nurfaizah
Penyunting: Ahmad Fauzi

gejayanGEJAYANMEMANGGILpanggung aksipertunjukkan seniseniman
1
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM