Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • APRESIASI
    • LAPORAN UTAMA
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Pos Teratas
Polisi Terduga Pelaku Penyiksaan Terdakwa Kasus Salah Tangkap...
Rancangan Belum Matang, Rektorat Klaim Sistem UKT Baru...
Sekat Gender dalam Perburuhan Sawit di Kalimantan
Cita-Cita Karima
SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...
Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...
Peringati Hari Perempuan Internasional, Massa Aksi Kecam Diskriminasi...
Aksi IWD Yogyakarta Suarakan Perjuangan Melawan Patriarki
Demotivasi: Alat Menyingkap Motivasi yang Manipulatif
Dampak Neoliberalisasi, Mahasiswa Tak Lagi Berfokus pada Gerakan...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • APRESIASI
    • LAPORAN UTAMA
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
ALMAMATER

Lagi, Aksi PPLP Tolak Tambang

Juli 20, 2012

Ratusan petani pesisir Kulon Progo kembali menuntut pambatalan proyek tambang pasir besi di daerahnya. Senin (9/7) siang, mereka yang tergabung dalam Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) berdemonstrasi di halaman gedung DPRD DIY. Aksi tersebut diawali denganlongmarch dari Jalan Abubakar Ali menyusuri Malioboro. Teriakan “Tolak feodalisme dan kapitalisme!” “Tanah untuk rakyat!!” “Bertani atau mati!” mengiringi langkah mereka.

Begitu sampai di gedung  DPRD, massa langsung melakukan orasi dan menyampaikan tuntutannya. “Di sini kita menyuarakan aspirasi yang selama ini selalu dikhianati para penguasa,” ujar Iis, anggota PPLP, dalam orasinya.

Massa mempersoalkan klaim Pakualaman atas tanah warga yang diperuntukkan kepada PT. Jogja Magasa Internasional (JMI), perusahaan penyelenggara proyek tambang pasir besi.  Berdasarkan peta penambangan PT. JMI, luas tanah untuk proyek tambang sekitar 3000 hektare. Padahal menurut warga, berdasarkan peta desa dan buku besar dari masing-masing desa di pesisisr pantai Kulon Progo, luas tanah milik Pakualaman hanya sekitar 200 hektare. “Kami akan tetap mempertahankan tanah kami dan terus menolak tambang pasir besi yang akan merusak tanah dan merampas hajat hidup kami,” ujar Widodo, anggota PPLP. Selain itu, massa menuntut sertifikasi atas sebagian tanah yang sudah puluhan tahun digarap oleh petani, namun belum bersertifikat. “Kami akan terus menuntut hak atas tanah kami,” lanjutnya.

Massa juga menyuarakan pembatalan Perda No. 2 Tahun 2010 tentang rencana tata ruang dan tata wilayah Provinsi DIY. Perda tersebut menegaskan penetapan kawasan pesisir sebagai kawasan untuk pertambangan pasir besi. Penetapan yang tercantum dalam pasal 60 ayat 2 tersebut, menurut mereka, bertentangan dengan kepentingan rakyat.

Selain menyampaikan tututan, para petani tersebut juga menumpahkan kekecewaan mereka secara simbolik. Salah seorang warga memasuki halaman gedung DPRD dengan kepala tertutup kain hitam. Aksi tersebut merupakan simbol ketidakpedulian pemerintah. “Kita kira sultan mendengar, ternyata kita selalu ditedang kesana-kemari,” tutur Iis dalam orasiya.

Salah seorang anggota DPRD sempat menemui massa di tengah-tengah demonstrasi. Ia menyampaikan apresiasi terhadap aksi yang tertib. Namun tindakan tersebut tidak memuaskan petani. “Kita tidak percaya sama anggota dewan kalau mereka tidak bisa mencabut peraturan yang melindungi tambang,” tegas Widodo.

Aksi para petani tersebut diakhiri dengan doa bersama. Dalam doa berbahasa jawa tersebut, mereka memohon kepada sang pencipta agar tuntutan mereka didengarkan para penguasa. “mugo-mugo pemerintah isih wedhi karo gusti Allah,” tutur salah seorang petani mengakhiri doanya.[Ibnu Hajjar]

balairungJMIKulon Progopers mahasiswapetaniPPLPTambang
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...

Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...

Bebani Mahasiswa dengan Biaya Mahal, UGM Bersembunyi di...

Penerapan Uang Pangkal, Neoliberalisasi Berkedok Solusi

Setahun Relokasi, Pemerintah Yogyakarta Masih Mengabaikan Nasib PKL...

Pedagang Kaki Lima Stasiun Wates Digusur Tanpa Dasar...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Polisi Terduga Pelaku Penyiksaan Terdakwa Kasus Salah Tangkap Klitih Gedongkuning Jalani Sidang Etik

    Maret 31, 2023
  • Rancangan Belum Matang, Rektorat Klaim Sistem UKT Baru Lebih Adil

    Maret 27, 2023
  • Sekat Gender dalam Perburuhan Sawit di Kalimantan

    Maret 22, 2023
  • Cita-Cita Karima

    Maret 19, 2023
  • SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan Pelibatan Mahasiswa dalam Kebijakan dan Penerapan

    Maret 16, 2023

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Spesies Invasif

Polisi Virtual

Fasilitas Mahasiswa Penyandang Disabilitas di UGM Belum Maksimal

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • MASTHEAD
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM