Balairungpress
  • REDAKSI
    • LAPORAN UTAMA
    • KILAS
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
    • BERITA JOGJA
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • BUKU
    • FILM
    • SASTRA
    • OPINI
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
Pos Teratas
Menilik Wajah Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus
Menerka Urgensi dan Pengutamaan Vaksinasi Penghuni Panti
Refleksi dan Tantangan Aksi Nirkekerasan di Tengah Pandemi
Demonstran, Korban Pembunuhan Sewenang-Wenang
Ketiadaan Skala Prioritas Buntut Kekacauan Hukum Siber Indonesia
Puisi-Puisi Sengat Ibrahim
Kemunduran Peran Ulama dalam Gerakan Sosial
Belenggu Ilmuwan Indonesia di Bawah Kekuasaan
Koperasi Kredit: Solusi Kesejahteraan Masyarakat
Persekongkolan Politik Langgengkan Kasus Plagiarisme

Balairungpress

  • REDAKSI
    • LAPORAN UTAMA
    • KILAS
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
    • BERITA JOGJA
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • BUKU
    • FILM
    • SASTRA
    • OPINI
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
KABARKILAS

Mahasiswa UGM Gelar Koin Sastra

1 May 2011

Jumat (29/4) malam, Keluarga Mahasiswa Satra Indonesia (KMSI) UGM menyelenggarakan acara “Koin Sastra” untuk Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin. Dalam acara yang diselenggarakan diHall Teater Gadjah Mada Gelanggang Mahasiswa UGM tersebut, KMSI bekerja sama dengan mediasastra.com. KMSI mengundang Prof. Dr. Faruk S.U., Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UGM dan Alwi Atma Ardhana, salah seorang aktivis sastra, sebagai pembicara.

Faruk memiliki pandangan tersendiri seputar permasalahan PDS HB Jassin. Menurutnya, acara “Koin Sastra” tidak efektif dan momental. “Kita suka sekali dengan event-event. Namun setelahevent itu selesai, tindakan kita juga selesai,” ujarnya. Ia menambahkan, seharusnya digitalisasi bisa menjadi solusi dalam permasalahan tersebut. “Sekarang zaman sudah maju, dengan digitalisasi masalah tersebut bisa diatasi,” gagasnya.

Wacana penutupan PDS HB Jassin karena minimnya dana dari pemerintah memang menuai reaksi keras dari pecinta sastra di Indonesia. Alokasi dana dari pemerintah untuk pemeliharaan PDS HB Jassin terus menurun dari tahun ke tahun.

Sebelumnya, PDS HB Jassin sempat memperoleh Rp 500 juta per tahun, kemudian turun menjadi Rp 300 juta. Tahun lalu, dana tersebut mengerucut lagi menjadi Rp 164 juta. Dan tahun ini, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta No. SK IV 215 tertanggal 16 Februari 2011, PDS HB Jassin hanya memperoleh anggaran Rp 50 juta per tahun.

Kebijakan tersebut mendapat tanggapan dari masyarakat, khususnya pecinta sastra. Di berbagai kota, para pecinta sastra mengadakan acara penggalangan dana bertajuk “Koin Sastra”. Dengan diangkatnya permasalahan ini di media massa, permasalahan ini akhirnya bisa diselesaikan.

Menurut Alwi, wacana kekurangan dana yang dilontarkan pengurus PDS HB Jassin sebenarnya ditujukan untuk mendesak pemerintah agar mengalokasikan dana yang sesuai untuk perawatan. “Setelah diangkat ke media dan mendapat reaksi yang sangat positif dari masyarakat dengan penggalangan dana, permasalahan seputar dana sebenarnya sudah selesai,” ungkapnya.

Meskipun ada yang menganggap permasalahan dana sudah selesai, para penggalang koin sastra merasa masih perlu mengadakan acara tersebut. Walaupun dana yang terkumpul relatif kecil, yakni sebesar Rp 70.450, acara tersebut dipandang penting guna menunjukkan kepedulian terhadap masalah yang terjadi.

Retno Iswandari, mahasiswa Sastra Indonesia 2006 menuturkan, acara sejenis koin sastra akan lebih efektif jika diikuti dengan upaya-upaya jangka panjang. “Jika kegiatan ini diikuti dengan tindakan jangka panjang, diharapkan bisa menghasilkan hasil yang nyata,” tuturnya.[Ibnu]

danaKMSIkoin sastrapds hb jassinugm
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Menilik Wajah Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus

Menerka Urgensi dan Pengutamaan Vaksinasi Penghuni Panti

Refleksi dan Tantangan Aksi Nirkekerasan di Tengah Pandemi

Demonstran, Korban Pembunuhan Sewenang-Wenang

Ketiadaan Skala Prioritas Buntut Kekacauan Hukum Siber Indonesia

Kemunduran Peran Ulama dalam Gerakan Sosial

Berikan Komentar Batal Membalas

Pos Terbaru

  • Menilik Wajah Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus

    1 March 2021
  • Menerka Urgensi dan Pengutamaan Vaksinasi Penghuni Panti

    26 February 2021
  • Refleksi dan Tantangan Aksi Nirkekerasan di Tengah Pandemi

    25 February 2021
  • Demonstran, Korban Pembunuhan Sewenang-Wenang

    24 February 2021
  • Ketiadaan Skala Prioritas Buntut Kekacauan Hukum Siber Indonesia

    23 February 2021

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest
Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • MASTHEAD
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2019 BPPM BALAIRUNG UGM