Judul : Dahlan Iskan From Zero To Hero
Penulis : Yaris Setiabudi
Cetakan : 1, 2012
Penerbit : Buku Pintar
Tebal : 196 halaman
Dimensi (L x P) : 14 cm x 20 cm
Bekerja, bekerja, dan bekerja.
Siapa yang tidak mengenal sosok Dahlan Iskan? Gebrakan-gebrakan yang ia lakukan membuat namanya terkenal di berbagai media. Seperti gebrakan bangkitnya Jawa Post, ataupun gebrakan dalam masa jabatannya di PLN. Semuanya terangkum dalam buku karangan Yaris Setiabudi ini. Tidak hanya gebrakan, perjuangan seorang Dahlan Iskan muda sampai menjadi orang penting di negara ini juga tercatat. Pribadinya dapat menjadi teladan anak muda jaman sekarang untuk selalu termotivasi dalam bekerja keras.
Tokoh ini menjadi sangat penting untuk kita kenal di era krisisnya pemimpin saat ini. Menjadi tambahan referensi tokoh teladan kita. Cerita lengkap dapat kita temukan dalam buku berjudulFrom Zero to Hero dengan tebal 0,8 mm. Dahlan Iskan adalah seseorang yang unik. Jika pepatah mengatakan, “Gantunglah cita-citamu setinggi langit”, maka ia sebaliknya. Dahlan kecil tidak memiliki keinginan atau cita-cita yang tinggi. Cita-cita tertingginya hanyalah ingin punya sepeda. Ini bertolak belakang dengan anak kecil umumnya yang memiliki cita-cita dokter, guru, atau pilot. Ini mencerminkan karakternya yang bukan orang berkeinginan tinggi, melainkan orang yang lebih mengutamakan hal-hal kecil tapi diwujudkan dengan konstan, istiqomah, bertahap dan terus meningkat yang ujung akan menjadi tinggi. Menurutnya orang yang tidak punya cita-cita hidupnya lebih fleksibel. Karena orang yang punya cita-cita akan berpegang teguh pada cita-citanya, segala jalan akan ditempuh baik jalan positif atau pun negatif.
Pada Bab “Sosok yang Terangi Gelap PLN” tergambar karakter kepemimpinannya yang jujur, cepat dalam mengambil keputusan, dan tanpa kompromi. Sosoknya mampu menularkan semangat dan gairah kepada bawahan. Terobosan-terobosan yang dilakukannya banyak bersifat solutif. Kemampuan komunikasinya tidak usah dipertanyakan. Ia menjalin keakraban dengan karyawannya lewat CEO’s note semasa menjadi Dirut PLN. CEO’s note adalah catatan seorang Dahlan Iskan semasa menjabat Dirut PLN. Tujuannya agar seluruh karyawan PLN yang jumlahnya sangat besar itu dapat langsung jalan pikiran dan keinginan pimpinan puncak perusahaan. CEO’s note menjadi salah satu trik untuk memotivasi dan berkomunikasi langsung dengan seluruh karyawan. Dalam sebulan ia bisa menelurkan dua-tiga kali CEO’s note. Tulisannya begitu mengalir dengan gaya berceritanya khas wartawan. Semenjak berganti tugas menjadi menteri BUMN, Dahlan Iskan pun tetap produktif menulis dengan temaManufacturing Hope. Ini juga sebagai media komunikasi agar orang-orang yang terlibat dan publik dapat membaca tulisannya, sehingga mereka tahu apa yang ia pikirkan, kerjakan, dan inginkan.
Selain pola pikir yang unik, Dahlan Iskan juga memiliki selera berpakaian yang tak kalah unik. Pakaiannya yang terkesan casual dengan kemeja putih lengan panjang dan sepatu kets terkadang mengundang kontroversi di masyarakat. Padahal dibalik itu, Dahlan mempunyai filosofi sendiri. Baginya sepatu kets bukan untuk terlihat sok sederhana, tapi lebih pada alat untuk dirinya dapat berlari kencang. Ini memang tercermin dari tindaknya yang selalu cepat dalam hal apa pun, berjalan, memimpin, dan berpikir.
CEO’s note dan Sepatu Kets memberi gambaran khas seorang Dahlan Iskan. Gambaran yang dibaliknya memberi arti bahwa dua modal terpenting untuk sukses yaitu, kerja keras dan fokus. Bagi Dahlan, tanpa kerja keras, tidak mungkin mendapat apa yang diinginkan. Selanjutnya, kerja keras tanpa diikuti dengan sikap fokus tidak akan mendapat hasil yang maksimal. Tercermin dari tindakannya yang selalu bersemangat dan antusiasme. Pada awal rapat direksi PLN, ia langsung mengganti motto PLN electricity for a better life menjadi bekerja, bekerja, dan bekerja! Motto tersebut menggambarkan karakternya yang selalu ingin bersemangat dalam bekerja dan menularkannya kepada semua karyawannnya.
Karakter khas dirinya selain itu yaitu rendah hati. Tercermin dari keputusannya untuk tidak mengambil gajinya selama di Jawa Post dan PLN. Dahlan pun tidak menggunakan mobil dan rumah dinasnya. Terkadang media mendapatinya sedang antri tiket KRL atau berada dalam kereta ekonomi. Pada tahun 2010 prestasi PLN sedang diatas puncaknya. Segala pujian berdatangan, dari masyarakat, anggota DPR bahkan Presiden. Tetapi ia tidak lupa, dalamCEO’s note terakhirnya Dahlan menyatakan tahun 2011 adalah saatnya untuk mencangkul lebih dalam dan melupakan prestasi PLN. Karena menurutnya pujian ibarat racun, racun yang dibungkus oleh madu. Pujian di satu sisi dapat membangkitkan motivasi lebih, namun di sisi lain pujian juga bisa membunuh kreativitas seseorang.
Itulah beberapa karakter khas yang dimiliki oleh Dahlan Iskan. Karakter yang menggambarkan sosok pemimpin yang berorientasi untuk kemajuan. Buku ini memberikan referensi karakter pemimpin baru bagi anak muda di era krisis pemimpin berkualitas seperti sekarang. Gaya bahasa penulis juga lebih santai dan ringan sehingga cocok untuk dibaca diwaktu senggang. Penulis menggambarkan pribadi kepemimpinan Dahlan Iskan secara runtut dan terintegrasi sehingga mengena dihati pembaca. Semoga setelah membaca “Dahlan Iskan From Zero To Hero” akan muncul Dahlan Iskan lain yang berkarakter yang tidak melulu mementingkan kepentingan individualnya saja. [Siti Rakhma Afriana]